Mohon tunggu...
Imam Rohani
Imam Rohani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pembelajar dan Pengajar

Universitas Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Terduga dan Tak Terhingga

29 Agustus 2022   08:31 Diperbarui: 30 Agustus 2022   15:08 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapatkan Kebaikan yang tak terduga dan tak terhingga tentu menjadi keinginan banyak orang. Bagaimana caranya, Allah SWT berfirman, 

Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
QS. At-Talaq 65: Ayat 2-3

Tak terduga dan tak terhingga, syaratnya ada 2 hal, bertakwa dan bertawakal. Melalui berbuat amal-amal ketakwaan kepada Allah dan seluruh makhluk dan kedekatan dengan bertawakal, berserah diri kepada Pemilik kehidupan. 

Lalu bagaimana jika seandainya manusia berbuat amal kebaikan yang tak terduga?. Nabi SAW mencontohkan dalam satu riwayat, 

Nabi SAW dengan pengemis yahudi buta dimana sehari-harinya disetiap tempat memfitnah dan mencelaNya, Namun apa yang dilakukan Nabi SAW yang juga sebagai pemimpin negara. Setiap pagi mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun menyuapi pengemis itu, dilakukanNya hingga Beliau wafat.

Setelah wafatnya Nabi SAW, maka peran itu dilakukan oleh sahabat Abu Bakar. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu?". Abu Bakar menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku, tangan ini tidak susah memegang dan mulut ini tidak susah untuk mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan itu dengan mulutnya. Setelah itu ia berikan padaku," kata pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, ia pun menangis sedih dan kemudian berkata, benarkah demikian?

"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat dan memeluk Islam di hadapan Abubakar.

Pengemis buta itu tidak menduga bahwa yang menyuapinya setiap hari adalah orang yang dicelanya. Kemuliaan akhlak dan budi pekerti Nabi SAW merubah bencinya menjadi cinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun