Setiap tetamu yang datang hendak berkunjung, saya persilakan masuk. Kalau sempat, saya akan menyuguhi segala macam sajian yang saya miliki. Saya tak perlu malu dengan segala tulisan itu. Karena saya tahu, para tetamu yang datang memang ingin berkenalan dengan saya. Maka saya tak perlu menyembunyikan apa-apa.
Ibarat di dunia nyata, Kompasiana itu rumah susun atau hotel penginapan dengan beraneka ragam penghuninya, sementara blog adalah rumah saya menyusun segala kepribadian dan harapan. :D
Nah, kini saya ingin membedakan postingan di "penginapan" Kompasiana dan "rumah".
Saya cenderung memposting hal-hal menarik dan bermanfaat di Kompasiana. Jika menurut saya hal itu sangat layak diketahui masyarakat umum, Kompasiana bisa jadi "forum" terbaik buat berbincang maupun berdiskusi. Disini, segala macam lapisan profesi saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dari hal remeh-temeh, hingga hal-hal berat yang sudah sampai pada tataran analisis dan penelitian.
Agak berbeda dengan isi "rumah" saya, yang sebagian besar justru bercerita tentang diri pribadi. Terkadang, hal-hal bersifat pribadi seperti itu, agak malu-malu untuk saya posting di Kompasiana. Masa iya, saya memposting kegalauan, pengalaman-tak-penting, asmara, sok-bijak, di jejaring seluas Kompasiana? Hahaha....
Meski begitu, tak menutup kemungkinan tetap ada tulisan-tulisan yang biasanya saya posting di kedua tempat itu. Pun, kalau tulisan itu memang dianggap layak dipublikasikan secara luas. Biasanya saya malah ikut membagikannya di akun jejaring sosial seperti facebook maupun twitter.
Eh, tapi tidak termasuk tulisan hasil profesi saya sebagai pewarta berita. Tulisan-tulisan itu sudah punya tempatnya di media saya bekerja. Tulisan di "rumah" sebatas apa yang saya alami dan pelajari di lapangan sebagai seorang jurnalis. Ibarat behind the scene dari beberapa pengalaman meliput saya
Saya selalu membedakan: ada tempat kita menulis dengan hati-hati (kepala), ada tempat kita menulis dengan hati.
Jadi, sembari berbagi hal menarik sewajarnya di Kompasiana, saya tetap punya "rumah" untuk melepas penat dan tertidur pulas sepanjang maya (baca: hari).
 --Imam Rahmanto--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H