Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Portal VivaNews Menyadur Foto Tanpa Izin?

28 Agustus 2014   02:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:20 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun pada foto yang di-alih-publikasi-kan itu sudah terdapat sumbernya; Foto: DOK. UNM, namun hal tersebut masih belum menunjukkan bahwa pemilik hak cipta atas foto itu adalah salah seorang anggota dari lembaga pers kampus kami.

Selain itu, ada hal yang perlu ditegaskan disini. Lembaga pers kampus di UNM, dalam hal ini LPM Profesi, bukanlah bagian dari Humas universitas. Kami merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berdiri sendiri tanpa intervensi dari Humas UNM. Jadi, segala foto maupun pemberitaan tidak bisa disangkutpautkan dengan pihak Humas UNM. Semua crew LPM Profesi UNM, tidaklah serta merta bisa langsung dianggap sebagai Humas kampus. Kami adalah penyedia berita dan penyaji informasi. Sebagaimana di dunia jurnalistik yang lebih luas, kami pelaku jurnalisme, tapi di ranah kampus.

Soal izin pemuatan foto tersebut, jelas-jelas hak ciptanya ada pada fotografer LPM Profesi UNM, bukan Humas UNM. Akh, saya sendiri yakin bahwa pihak Humas kampus pun tidak tahu-menahu dalam hal ini. Sehingga menurut saya, sangat salah jika credit foto disebutkan sebagai “Dok. UNM”.

Sebenarnya saya agak kecewa, entah dengan portal beritanya atau reporternya. Bukannya media sekelas VivaNews itu adalah media profesional ya? Seharusnya paham tentang penggunaan sumber berita, termasuk dalam pencantuman foto. Bahkan, menurut saya, ada semacam unsur kesengajaan memotong watermark identitas lembaga kami. Seolah-olah ada “sesuatu” yang hendak disembunyikan dengan memotong watermark itu. Kalau saja watermark tersebut tidak dipotong, mungkin kami masih “harap maklum”. Setidaknya minta izin lah…

Sebenarnya hal demikian bukan pertama kalinya terjadi pada LPM Profesi. Tak hanya foto, beberapa berita dari portal berita kampus ini juga pernah dicomot langsung oleh sebuah surat kabar ternama di kota Makassar. Persis, isi beritanya langsung disadur begitu saja, tanpa proses pengeditan sama sekali. Mungkin karena reporternya tidak peka, dan sangat membutuhkan berita.

Tak berselang hari, setelah berita itu dimuat di surat kabar, gonjang-ganjing tentang “pencurian” berita itu pun segera sampai ke telinga Wakil Pemimpin Redaksinya. Alhasil, reporter yang bersangkutan mendapatkan teguran dan sanksi dari kantornya. Apalagi Wapemred di Harian tersebut masih merupakan senior dari lembaga pers kampus kami.

Reporternya sendiri sudah pernah mengaku lewat chat facebook dengan saya. Saya mengenal reporternya sebagai teman saya. Namun ia sendiri juga tidak meminta izin atas berita tersebut, yang sudah lebih dulu diterbitkan di portal berita dan tabloid kampus. Ia bahkan bersedia meminta maaf secara langsung ke redaksi kami jika diperlukan. Namun karena tidak tega, saya memaafkannya.

Fenomena “mencuri” berita atau foto semacam ini bukan hal yang asing lagi di dunia jurnalistik. Namun, bagi kami sebagai pelaku dunia jurnalistik kampus, hal semacam itu agak membuat kecewa. Kami, yang dibesarkan di kampus sebagai benih-benih jurnalis, kelak akan mengenyam dunia jurnalistik yang seharusnya lebih mengedepankan kode etik dan profesionalisme. Jikalau hal demikian terjadi, akan mematikan sedikit langkah kami untuk berkreativitas.

Dalam dunia jurnalistik, satu foto maupun satu berita itu adalah satu karya yang diperoleh dengan berpeluh lara. Tak gampang bagi seorang fotografer meluangkan waktunya untuk memotret dan mencari angle yang pas. Pun reporter, tak gampang baginya mengejar satu-dua orang narasumber demi menghasilkan berita, yang mungkin hanya menghasilkan satu halaman tulisan.

Saya berpikir, sejelek-jelek apapun karya yang dihasilkan, masih lebih jelek karya dihasilkan dari menjiplak. Akan tetapi, masih jauh lebih buruk karya yang dihasilkan dari “mencuri”. (*)

--Imam Rahmanto--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun