Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis

hobi travel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Klampok: Suara Itu Lagi

22 November 2024   06:00 Diperbarui: 22 November 2024   06:30 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joy pun sudah memesan ojek, yang langsung datang dalam waktu satu menit sejak order pesanan aplikasi online dibuat. Wah cepat juga, mungkin ojek itu memang biasa mangkal di sekitar hotel. Atau, ia kebetulan sedang lewat di jalan raya depan hotel. Saat tiba di gerbang hotel yang berjarak sekitar 20 meter dari gedung hotel, sang sopir ojek online sudah menunggu.

Ayo mas ke masjid itu, mengejar sholat subuh berjamaah. Selang sepuluh menit kemudian, Joy sudah memasuki halaman masjid, tepat saat iqomah dikumandangkan. 

Tidak biasanya, Joy merasakan tentram sekali di masjid ini. Seusai sholat subuh, ia mencoba menderaskan wirid yang dihapalkannya sejak kecil. Sementara, imam yang seusai sholat membimbing wirid dan bershalawat pun sudah selesai. Namun, Joy masih ingin berlama-lama di masjid ini. Rasanya, sampai dhuha akan lebih enak. Pengurus masjid pun, tampak membiarkannya. Satu orang menyapa dirinya, kemudian pulang sambil berpesan jika nanti keluar masjid, jangan sampai ada barang-barang yang tertinggal.

Tampaknya ia tahu, kalau Joy merupakan pendatang. Mungkin saja, pengurus masjid ini mengenal baik seluruh jamaah sholat subuh yang biasa hadir di sana.

Tidak lama bibirnya bershalawat dan wirid, Joy pun merasakan kantuk berat. Tubuhnya sudah menyender di salah satu tiang masjid, nafasnya pun sudah berat dan mulai teratur. Sesaat ketika akan terlelap, kesadarannya mulai menghilang, kembali merasakan badannya seperti diguncang dan mendengar namanya dipanggil. Joy diminta segera pulang ke rumah, dan membawa benda yang ditemukannya saat masih kecil. 

Joy pun terbangun dan kaget setengah mati. Suara itu datang lagi, kali ini semakin jelas dan memintanya pulang ke rumahnya masa kecil yang sudah lama tak dikunjunginya.

Joy pun mencoba mengingat-ingat benda apa yang dimaksudkan. Apa yang pernah ditemukannya saat kecil? Entahlah, ia pun semakin penasaran dan mencoba untuk menyusuri ingatan masa lalunya. Joy pun merasa tidak pernah menemukan apapun. Namun, ia segera beranjak dari duduknya menuju tempat wudhu, melaksanakan sholat dhuha sebelum kembali ke hotel untuk sarapan.

Sekitar 20 menit kemudian, Joy pun sudah duduk di salah satu pojokan resto tempat sarapan. Belum banyak orang yang hadir disana, mungkin masih terlalu pagi, atau memang penghuni hotel ini memang sedikit mengingat Pandemi Covid-19 masih menyerang dengan ganasnya.

Semua makanan ditutup plastik, dan dikemas dalam bentuk sajian satu-persatu. Sendok, garpu, pisau untuk makan juga dimasukkan dalam plastik higienis. Semua pelayan resto juga menggunakan masker, dan sarung tangan. Joy pun tak diizinkan untuk mengambil sendiri makanan, tapi dilayani oleh petugas yang mengambilkan makanan. Wah semua jadi repot oleh Covid-19.

Ya sudahlah, Joy pun segera menikmati nasi rawon yang ditambah dengan telur asin. Lengkap dengan tauge kecil dan kerupuk udang. Nasi rawon memang menjadi salah satu menu andalan dan kesukaannya sejak masih kecil. Biasanya, masih ada rujak cingur yang jadi sasaran buat sarapan menu Jawa Timuran.  Joy pun beranjak dan mencari rujak cingur di tempat sajian. Wah ada rupanya. Segera meminta seporsi, lagi-lagi ada petugas khusus yang menyiapkan, ia pun tinggal meminta dan mengambil lalu membawa ke mejanya. Tak lupa, juga mengambil segelas susu. Setelah diletakkan di mejanya, Joy kembali mengambil segelas air putih, sambil meminta diantarkan secangkir kopi.

Ada yang sedang berkecamuk dalam pikirannya. Sebuah dorongan kuat, agar ia harus segera pulang ke rumah masa kecilnya dan mencari benda yang ditemukannya saat kecil. Semoga bisa menemukan benda yang dimaksud oleh suara bisikan itu. Setengah menghibur diri, Joy berkata dalam hati, semoga ini bukan benda menyeramkankan atau pun membahayakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun