Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis

hobi travel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Klampok: Suara Itu Lagi

22 November 2024   06:00 Diperbarui: 22 November 2024   06:30 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Konsep dasar pengobatan Ayurveda, dilakukan dengan mengajak manusia untuk menerapkan hidup sehat. Caranya, mengatur pola makan, olahraga teratur, tidur cukup, mengelola stres, serta melakukan terapi alami seperti menggunakan obat-obatan herbal.

Jika keseimbangan ini terganggu, maka implikasinya akan menimbulkan kebalikan dari efek kesehatan, yaitu serangan penyakit. Ayurveda memang tidak fokus dalam memerangi penyakit, tetapi mengajarkan tentang cara menjalani kehidupan yang sehat.

Menurut metode Ayurveda, manusia memerlukan lima elemen yang mengontrol fungsi tubuh, yaitu tanah, air, udara, api, dan ruang. Kombinasi kelima elemen itu, bisa membentuk tiga pasangan energi (dosha). Meskipun seseorang memiliki campuran ketiga dosha tersebut, hanya ada satu  dosha yang mendominasi diri tiap orang.

Untuk menentukan dosha yang dominan dalam tubuh seseorang, praktisi Ayurveda mengamati berdasarkan karakteristik fisik, emosional, mental, dan perilaku.

Praktik Ayurveda umumnya dijalani dengan beberapa metode, meditasi, yoga, menerapkan pola makan sehat, perawatan tubuh, pijat, dan pengobatan herbal. Perawatan ini bertujuan untuk mengembalikan keharmonisan dan menyeimbangkan dosha di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan pada ketiga dosha bisa menyebabkan kemunculan penyakit. Ketiga dosha tersebut terdiri dari unsur Pitta dosha (api dan air). Energi ini mengontrol beberapa hormon yang berhubungan dengan sistem pencernaan, nafsu makan, serta metabolisme tubuh. Kelelahan, terlalu lama di bawah sinar matahari, atau mengonsumsi makanan pedas ataupun asam dipercaya dapat mengganggu keseimbangan pitta dosha. Jika seseorang yang didominasi pitta dosha dianggap lebih rentan menderita penyakit Crohn, hipertensi, penyakit jantung, dan infeksi.

Unsur Vata dosha (ruang dan udara). Energi ini bertanggung jawab akan sistem pernapasan, aliran darah, fungsi jantung, pikiran, serta kemampuan tubuh mengeluarkan racun dari usus. Begadang, ketakutan, dan mengonsumsi seporsi makanan lain terlalu cepat setelah makanan utama dapat mengganggu keseimbangan elemen ini. Risiko terkena penyakit jantung, asma, kecemasan, gangguan sistem saraf, penyakit kulit, dan rheumatoid arthritis akan lebih besar jika tubuh didominasi vata dosha.

Unsur Kapha dosha (bumi dan air). Energi kapha dosha berperan mengatur berat badan, pertumbuhan otot, sistem kekebalan tubuh, serta kekuatan dan keseimbangan tubuh. Makan setelah perut kenyang serta mengonsumsi terlalu banyak makanan manis dan asin dapat menyebabkan gangguan pada dosha ini. Jadi jika dilihat dari sudut pandang Ayurveda, tubuh yang didominasi kapha dosha berpotensi mengalami kanker, diabetes, mual setelah makan, asma atau obesitas. Sama halnya dengan metode pengobatan tradisional lain, efektivitas pengobatan Ayurveda masih memerlukan penelitian dan pembuktian secara ilmiah.

Namun, sebagian dokter bahkan tidak menganjurkan pengobatan ini karena beberapa jenis obat yang digunakan dalam Ayurveda ditemukan mengandung logam berbahaya bagi tubuh, seperti merkuri, arsenik, dan timah. Kandungan tersebut umumnya ditemukan pada obat-obatan Ayurveda yang telah dikemas dalam bentuk suplemen. Saat ini, bagi yang tertarik untuk mencoba pengobatan Ayurveda, lebih baik konsultasikan ke dokter terlebih dulu untuk menimbang manfaat dan risikonya. Pemilihan metode pengobatan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kesembuhan penyakit yang diderita.

                                                                                                                    ***

Semalam, Joy memang sudah berniat untuk sholat subuh ke masjid yang menaranya terlihat dari jendela kamar hotelnya tempat menginap. Petugas hotel yang ditanya, menjelaskan bahwa posisi hotel itu memang tidak cukup jauh. Namun, kalau harus berjalan kaki ya membutuhkan waktu lebih dari 30 menit,  karena menyusuri jalan yang memutar. Tidak ada jalan tikus yang bisa digunakan untuk memotong jalan, agar lebih cepat sampai tujuan. Kalau saja ada flying fox, tentu akan lebih cepat, kata Joy dalam hati sambil membayangkan dirinya melayang di antara gedung dan rumah yang ada, meluncur bergantungan di kawat baja menuju menara masjid itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun