Deforestasi merupakan pengurangan atau hilangnya hutan secara signifikan. Di Indonesia, deforestasi telah menjadi isu penting dalam beberapa dekade belakangan. Isu yang ada diseputar deforestasi amat banyak.Â
Satu hal yang pasti, menurut data dari Global Forest Watch, Indonesia telah kehilangan sekitar 7,9 juta hektar hutan selama periode 2022-2019. Kondisi ini tentu memprihatinkan, apalagi Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia.
Hal lain yang pasti, deforestasi memberikan dampak negatif yang signifikan, baik bagi lingkungan maupun masyarakat. Beberapa dampak negatif dari deforestasi adalah:
1) kerusakan lingkungan. Masalah ini sudah terbayang di depan mata. Hutan sebagai habitat berbagai spesies tumbuhan, hewan, yang menjadikan keberadaan hutan amat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Deforestasi telah menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi spesies tertentu dan mengurani keanekaragaman hayati.
2) Perubahan iklim. Isu ini seolah-olah tenggelam dari publik. Apalagi dianggap terlalu mengada-ada. Padahal, sejumlah fakta telah memperlihatan pada kita, bahwa perubahan iklim bisa menjadi ancaman yang amat serius. Hutan yang berfungsi sebagai penyerap karbon alami, kehilangan kemampuan itu, seiring berkurangnya luasan hutan.Â
Deforestasi telah menyebabkan karbon yang tadinya bisa disimpan di hutan, sekarang dilepaskan ke atmosfe. Akibatnya, tentu ini mendorong terjadinya percepatan perubahan iklim.
3) masalah kesehatan. AKibat lain dari deforestasi, kemampuan hutan memasok air bersih berkurang. Implikasi berikutnya, ada peningkatan resiko terjadinya banjir dan tanah longsor. Ujung-ujungnya, kesehatan manusia, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terdampak, tentu akan menghadapi masalah yang tidak ringan.
4) dampak yang tidak kalah mengerikannya adalah bisa memicu konflik sosial. Deforestasi seringkali terjadi sebagai akibat dari perambahan hutan yang dilakukan perusahaan ataupun kelompok tertentu. Hal ini jika dibiatkan, tentu bisa memicu konflik sosial dengan masyarakat adat atau penduduk setempat yang kehidupannya bisa terancam oleh menghilangnya hutan.
Itu sebabnya, pemeirntah Indonesia punya PR yang tidak ringan. Memang ada upaya untuk mengurangi tingkat deforestasi, salah satunya pemberlakukan moratorium penebangan hutan pada tahun 2011.Â
Kebijakan ini tentu tidak mudah diterapkan. Pasalnya, tidak mudah memantau aktivitas penebangan hutan ilegal dan upaya memperkuat tata kelola hutan yang berkelanjutan, juga masih menjadi PR yang mungkin belum banyak dikerjakan. Kalau pun ada, baru sebagian dan hanya dilakukan oleh kalangan terbatas.
Lantas sebagai masyarakat, apa yang bisa kita lakukan untuk berpartisipasi dalam upaya menekan laju deforestasi. Paling gampang adalah kampanye penggunaan barang atau produk ramah lingkungan. Produk seperti itu, tentu saja harus menggunakan sumber alam secara bijak dan dapat dipertanggungjawabkan.Â
Mereka tentu akan berupaya mengurangi pemborosan sumber daya alam di hutan. Pengurangan atau moratorium penebangan hutan, telah mengurangi pasokan bahan baku pabrik kertas, kayu. Langkah yang sering dilakukan dengan pelibatan siswa di sekolah, dan sejumlah komunitas peduli lingkungan adalah penanam kembali, terutama di lingkungan hutan. Ini sebagai langkah kecil untuk menekan kerusakan hutan yang lebih meluas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H