Boyolali bisa jadi kemudian kembali mendapatkan stigma negatif, seperti daerah penghasil pelaku ndobolisme alias paham ndobol. Sebuah paham yang timbul dari prilaku ndobol, prilaku suka mengumbar kata tanpa bukti alias tukang bohong. Banyak fakta dan bisa di konfrontir tentang ESEMKA, lapangan kerja puluhan juta, kampanye gembira, stop impor komoditas dan lainnya.
Boyolali dengan segenap plus-minusnya telah menjadi trending topic beberapa hari ini di media. Setidanya bisa menenggelamkan tentang isu-isu dunia mesum di sekitaran waduk Kedung Ombo, sebelas kepala desa (kades) di Boyolali digugat ke Pengadilan Tata usaha  Negara (PTUN) Semarang. Gugatan dilayangkan karena dinilai janggal  dan tudingan kasus pungli dalam proses tahapan seleksi perangkat desa (perdes).
Kelemahan Prabowo adalah, timsesnya tidak mencoba mengeksplorasi pertumbuhan investasi di Boyolali pasca relokasi beberapa pabrik garmen dari Tangerang dan Karawang. Relokasi ini setidaknya mampu mengerek angka pertumbuhan di daerah berbukit-bukit ini. Tapi yang para haters Prabowo juga harus jeli melihat bahwa yang di singgung itu tampang, bukan soal otak atau duit koq. Tampang Boyolali yang disasar itu menurut penulis lebih menjurus kepada tampang petahana yang beberapa kali di labeli sebagai tampang plonga-plongo.
Kalau Jenderal Djoko Santoso menghubungi penulis, setidaknya masukan yang akan diberikan adalah; lupakanlah daerah jalur abangan (Semarang, Boyolali, Solo) karena daerah-daerah tersebut adalah kantong-kantong jama'ah PDI Perjuangan yang fanatik, die harder, pasukan berani mati. Yang konon selisih kemenangan Jokowi di tahun 2014 lalu dikarenakan dimenangkannya basis pendukung partai moncong putih tersebut.Â
Akan lebih produktif jika Prabowo menyasar Jawa Barat yang sekiranya akan bisa dimenangkan atau DKI Jakarta yang meskipun dalam "genggaman" tetap harus di maintain sedemikian rupa. Kalau Sumatera dari ujung ke ujung sudah "menafkahkan" hati mereka kepada Prabowo, jadi aman-lah.
Ingat, masukan ini bukan masukan 'ala Boyolali yang lebay, alay dan juga bukan senorak para aparatur negara yang di paksa berdemo kemaren lalu. Belasan ribu pendemo pun konon sebagian berasal dari Solo atau Klaten, tetangga Seno yang juga se-partai dengan dirinya.
Eits, jangan marah dulu. Jokowi belum bisa menyebut dirinya  sebagai warga Boyolali. Karena belom ada klarifikasi. Setidaknya dia  berasal dari Sumber, Solo dan bukan Boyolali.
Begitu.
Salam Ujung Gunung Merbabu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H