Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah dan Air Suratan Takdir

15 Agustus 2024   22:43 Diperbarui: 15 Agustus 2024   22:56 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medio Agustus menjelang tengah malam
aku memanjat ketinggian di cermin bulan
sedang pagi hari hingga siang
aku membaur dalam arakan gerak jalan

Aku dengar riuh renyah meski tanpa irama
warna  lentera menyatukan suara
derap kaki binar di pelupuk mata
peluit-lah satu-satunya melodi siapa pun dapat memainkannya

Lihatlah ... menjelang dua hari nanti
moyang kita Sanjaya dan Purnawarman masihkah menyala batu nisannya
terpahat di goa dan sungai pemandian

Budaya tanah dan air menjadi suratan takdir
sampai nanti-kah DKI banjir
apakah lalu ... IKN berhilir sumir
aku bertanya bulan pun diam seribu bahasa

Imam Muhayat, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun