Hujan sore itu memori kita. Meski dingin terasa membasuh sekujur raga. Pada dikulum senyummu penghangat rasa. Sebanding cintaku padamu yang tak kaukira
Dari pagi hingga sore hari. Meski hujan tak tak kunjung henti. Derap langkahku tak surut di balik kabut. Seperti pesanmu dalam memori cinta. Cakrawala selalu nyata.
Begitulah ..., puput kabut tepian sudut. Bukankah sama halnya di Padang Sabana. Tak satu pun tanda arah kemana. Musyafir tetap saja menemukan jalannya.
Setiap jalan ada karena langkah massa. Jejak tapaklah belakangan para musyafir bertenda rasa. Satu dua tiga dan seterusnya. Kian ramai mereka melewatinya.
Imam Muhayat, Nusa Dua, 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI