Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serenade -1

26 Januari 2023   13:18 Diperbarui: 26 Januari 2023   13:21 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seperti sore ini partitur nada menjemput ufuk (dokpri, Januari-23)

Apakah segenggam pasir lebih berarti dari bunga impian? Sementara bongkah himpitan mimpi hanya sepalet rekat. Mihrab yang hendak berdiri. Tegak dari jejak langkah taburan pesan.

Dari lembar-lembar suci yang baka. Menjilma sinar penerang.  Erang cakrawala di ruang gelap. Gugup gagap lelaku senyap.

Lihatlah ... kawan, pasir adalah partikel tanah. Merangkum serpih sejarah peradaban rumah. Para penghuni singgah melepas lelah. Gerah gundah terhisap atap rumah.

Pada tanah terpahat telatah. Tempat lahir benih yang berkah. Meski begitu jauh kemana arah. Bunga segar menyongsong fajar.

Imam Muhayat, Nusa Dua, Akhir Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun