Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Seni

Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

18 November 2022   19:26 Diperbarui: 18 November 2022   19:57 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teguh Ritma Iman, pelukis alumnus 1996 Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tergabung dalam Pameran Kaligrafi Internasional Semarak G20-2022 Bali di Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua. 

Selain ia tampilkan karyanya sendiri diikutkan karya bapaknya M. Rusli Hakim (Allahu Yarham) yang telah berpulang 2018 lalu. Karya Iman yang dipamerkan dengan judul Tasyahud, Acrylic on Canvas,  2021.

Karya Teguh Ritma Iman,  2021, Acrylic on canvas
Karya Teguh Ritma Iman,  2021, Acrylic on canvas

Sedangkan karya M Roesli Hakim, almarhum, berjudul Cahaya Illahi, 1992, water colour, mixed media. Hakim dikenal sebagai pelukis senior yang berasal dari Binjai, 14 Februari 1936 - 2018, dan mulai menetap di Bali tahun 1960. Berprofesi sebagai pelukis hingga akhir hayatnya.

Karya M Roesli Hakim, paper on water colour 1992 berjudul Cahaya Illahi
Karya M Roesli Hakim, paper on water colour 1992 berjudul Cahaya Illahi

Beberapa kali mengadakan pameran bersama di berbagai kota di Indonesia. Dan pernah mengadakan pameran tunggal di Jakarta 1970 dan pada 1980 di Bali. Karyanya banyak dikoleksi para kolektor dalam dan luar negeri. Dan beberapa karyanya tersimpan di museum Australia dan Art Center Bali.

Berdasarkan penuturan sahabat-sahabat dekatnya, M. Ponirin S.; Misran DS; Margono; Ventje Sumakul, misalnya, seperti yang pernah diceritakan kepada penulis, Hakim pelukis berkarakter dan mempunyai role model ekspresionis, diaminkan oleh Iman, putranya.

Saat mengunjungi rumah Hakim almarhum beberapa bulan lalu, yang kini ditempati putra putrinya masih terlihat beberapa lukisan yang terpajang rapi di beberapa sisi dinding rumahnya. "Lukisan yang ada ini tidak dijual, Pak, untuk kenang-kenangan anak cucunya saja," papar Iman putranya. "Dan suatu saat nanti dibuatkan tempat khusus buat media pembelajaran anak-anak," imbuhnya.

Iman yang meneruskan profesi bapaknya, sebagai pelukis ingin merawat peninggalan bapaknya itu. Sebagai pelukis ia juga membuat studio di rumahnya dan mengumpulkan karya terbaiknya. Sekaligus studionya difungsikan sebagai tempat kursus melukis yang dibuka kelas 2 kali pertemuan setiap Minggu. Selain itu ia mengajar bidang seni rupa di Madrasah Tawakkal, Denpasar.

Teguh Ritma Iman saat mengunjungi International Exhibition of Arabic Calligraphy G20 di Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Bali
Teguh Ritma Iman saat mengunjungi International Exhibition of Arabic Calligraphy G20 di Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Bali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun