Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Seni

International Exhibition of Islamic Calligraphy G20-2022-Bali: Mengenang Perupa Bali

12 November 2022   21:42 Diperbarui: 15 November 2022   11:28 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil ketua DPRD kabupaten Badung, Wayan Suyasa, S.H., didampingi Rawan Atmaja, DPRD Provinsi Bali saat membuka Pameran Islamic Calligraphy

GRAND OPENING  Pameran Internasional Kaligrafi Islam dalam  rangka Semarak G 20 - 2022 Bali terselenggara berkat kerjasama antara International  Journal of Islamic Education, Nusa Dua dengan Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua.  Pembukaan dimulai pada hari Kamis ( 10/11) Pk 19.30 di Mesjid Agung Ibnu Batutah Puja Mandala Nusa Dua Bali. Pameran dibuka oleh wakil ketua DPRD kabupaten Badung, Wayan Suyasa, S.H.

International Exhibition of Islamic Calligraphy G20 - 2022 Bali yang diselenggarakan di Lantai Dasar Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Bali menjadi bagian dari acara mengenang para perupa Bali yang telah berpulang. Diantara perupa dan kaligrafer itu yang karyanya dikirimkan oleh keluarga dan para kolektornya adalah Misran DS, M. Ponirin, M. Rusli Hakim, I Ketut Soki, dan Achmad Mulhaq.

Pameran berlangsung dari tanggal 10 s/d 30 November 2022 setiap pukul 09.00 s/d 16.00 di Lantai Dasar Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Kuta Selatan, kabupaten Badung, Bali.

Berikut waktu yang terberi para perupa yang sudah berpulang: Misran D.S. (1938 -- 2015),  M. Rusli Hakim (1936 -- 2018), M. Ponirin S. (1939 -- 2018) ,  I Ketut Soki (1946 -- 2022), dan Achmad Mulhaq,  (1993 - 2022), alumni 2018 STAI Denpasar.

Adapun tentang  profil pelukis Misran DS (Allahu Yarham), berdasarkan testimoni Widminarko yang ditulis dalam buku Seorang Jurnalis Widminarko, Misran sosok yang supel dan sederhana. Ia suka bergaul dan tidak neko-neko. Widminarko dalam buku tersebut menuliskan bahwa profil Misran DS (Allahu Yarham) saat berkelakar tentang hidup, bahwa hidup itu sederhana saja. Hidup itu yang penting, "sumeleh/menerima apa adanya, bisa tidur, dan bangun tidur dapat berak,"  simpulnya.

Karya Misran D.S. (1938 -- 2015), Koleksi Imam Muhayat 
Karya Misran D.S. (1938 -- 2015), Koleksi Imam Muhayat 

Sementara itu profil M. Rusli Hakim (Allahu Yarham) yang selama hidupnya menekuni dunia seni lukis. Berdasarkan penuturan putranya, Teguh Ritma Iman, dengan  profil  penyabar, terbuka gampang menerima semua orang, dan cenderung membimbing. Karena sebelumnya juga pernah sebagai guru seni lukis di lembaga pendidikan menengah di Denpasar.  Beberapa kali bertemu  Rusli Hakin tidak jauh sebagaimana  penuturan  putranya tersebut.

Karya: M. Rusli Hakim (1936 -- 2018), yang dikirimkan putranya Teguh Ritma Iman
Karya: M. Rusli Hakim (1936 -- 2018), yang dikirimkan putranya Teguh Ritma Iman

Sedangkan profil  M. Ponirin S. (Allahu Yarham) sosoknya nyentrik, religius, sederhana, banyak bergaul  dan rumahnya menjadi transit para pelukis dari berbagai daerah. Tidak jarang saya sendiri sering bertandang  ke rumahnya ada tamu-tamu dari luar daerah yang hingga larut malam diskusi kecil tentang  perkembangan seni rupa dan event perhelatan para seniman. Ia juga  banyak terlibat pameran di kancah nasional sebagai koordinator penyelenggara pameran. Karyanya banyak dikoleksi para kolektor dalam dan luar negeri.

Sosok I Ketut Soki, selaku pemangku di kampungnya,  yang beken selain all out dalam berkarya,  lebih fenomenal  karena melekat dengan nama Arie Smit, tokoh seni lukis young artist Ubud. Orangnya supel, sabar, dan selalu memberikan dorongan kepada para pecinta seni untuk dapat ambil bagian dalam pengembangan karya seni. Ia berpung saat  bangsa Indonesia merayakan Agustusan tahun ini.

 I Ketut Soki, pemangku, pelukis (1946-2022) melekat dengan nama Arie Smit dengan young artist Ubud: koleksi pribadi Imam Muhayat
 I Ketut Soki, pemangku, pelukis (1946-2022) melekat dengan nama Arie Smit dengan young artist Ubud: koleksi pribadi Imam Muhayat

Achmad Mulhaq  (Allahu Yarham) selain akrab dan banyak mengenal almarhum karena selama empat  tahun menempuh pendidikan S1-nya di STAI Denpasar. Selama menempuh pendidikan ia mengajar Diniyah di Mushola Asy -- Syifa, Raya Kampial Ungasan. Selepas tamat dari STAI Denpasar ia tetap menekusi sebagai ustadz  dan membimbing anak-anak Diniyah di kawasan Denpasar. 

Karya Achmad Mulhaq  (1993-2022), sebelumnya dipamerkan di AICIS UIN Mataram pada Event G20 -2022, Mataram
Karya Achmad Mulhaq  (1993-2022), sebelumnya dipamerkan di AICIS UIN Mataram pada Event G20 -2022, Mataram

Di sela-sela waktu senggangnya ia tetap eksis sebagai kaligrafer dan berkarya dengan media kertas dan di atas kanvas. Karya terakhir dipamerkan di event AICIS UIN Mataram, dan pameran International Islamic Calligraphy G20 -- 2022 Bali di Masjid Agung Ibnu Batutah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun