Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lautlah Sahabatmu

19 September 2022   02:17 Diperbarui: 19 September 2022   06:40 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beting karang memutih tulang. Gelombang pasang tak hendak bergeser. Pasir pantai  menenteramkan ombak. Tegak karang memecah suara.

Suhu terus memuai. Menyiratkan partitur irama alam. Terserap pada basah pasir. Datang pagi sore pun beranjak kembali.

Seolah ia berpikir dengan tangannya. Sementara kakinya terus melangkah. Menyusuri relung-relung jiwa.  Rasa melandai meski tak lama ia bersinggah.

Oh ... laut dengan tarian ombak yang indah. Tak tersanggah meski kadang angin memburit tanpa arah. Pada catatan nakhoda tersaji peta. Rindu sampai pelabuhan esok hari.
Imam Muhayat, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun