Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kilau Warna Membilas Langit

25 Agustus 2022   18:46 Diperbarui: 25 Agustus 2022   18:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tidak sedang memotret wahana asli di atas Kanvas. Aku juga tidak sedang melukis lekuk warna sedetil adanya. 

Meski kadang aku berada pada wahana dan warna. Tapi aku lebih bercengkerama dalam bentuk warna yang kusuka. Karena warna sering menyilaukan mata. Bentuk warna-lah menjadikan diriku ada.

Bukankah biru langit datang dari hamparan kedalaman laut. Warnanya memantul di gunung tertutup hijaunya dedaunan. Akar menjalar belukar menghampar meletupkan titik titik air. Rindu danau pada laut terlukis jelas di pintu langit biru.

Lihat... keriangan belibis yang sedang mematok tenggiri. Memanjakan diri pagi hingga siang hari.  Pada senja tiba. Meski belum sesak isi perutnya, terbang bersarang di rimbun bakau sewarna kehijauan.

Bentuk warna selalu melukiskan jejak suara. Datang dari pelataran puncak menara. Dengar, pergi membelah sunyi. Pada bentuk jendela ilmu tergaris warna menuju pribadi sempurna.

Imam Muhayat, Nusa Dua, 25 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun