Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

I Ketut Soki, Maestro Pelukis Young Artist Berpulang

23 Agustus 2022   14:20 Diperbarui: 23 Agustus 2022   14:25 2688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I Ketut Soki (76 tahun), Maesto Pelukis Young Artis berpulang. Kabar tersebut saya terima dari istri (19/8) sewaktu saya masih berada di Mataram. Saya mengenal I Ketut Soki sejak tahun 90-an. Selama itu pula hingga 2008 saya masih sering pulang balik memasuki galeri miliknya.

Karena kondisional dari tahun 2008 s/d 2021, saya tidak pernah menemui Soki. Baru kemudian saya dapat berkomunikasi dan dapat menemui Soki lagi di gallery lukisannya pada tanggal 8 April 2021, 1 Mei 2021, dan 10 Juni 2021.

Ia lahir di desa Panestanan, Ubud. Anak terakhir dari empat bersaudara. Semasa kecil sebagaimana jamaknya anak-anak ia sangat akrap dengan kampung halaman. Semasa kecil sebagai keluarga petani, Soki rajin membantu orang tuanya, menyabit rumput, memberikan makan sapi, menggembala sapi di jalan, membantu di sawah dan bermain sesama teman sepermainan.

Pada usia sekolah, ia memasuki sekolah rakyat, belajar, menghitung, menulis, dan belajar ilmu-ilmu lainnya. Pelajaran menggambar, melukis menjadi favoritnya dibuktikan nilai yang diraihnya di atas nilai rata-rata teman  sekelasnya. Talenta melukis berasal dari seorang ayah, sebagai pemangku, yang sering melukis wayang diperuntukkan di tempat-tempat suci.

Perubahan ritme keseharian Soki tatkala ia bergabung dengan Nyoman Cakra.  Berdua belajar melukis dengan Arie Smit di Campuan, Ubud. Kehadiran sosok Arie Smit, yang telaten-sabar dan empati melahirkan talenta Nyoman Cakra dan I Ketut Soki, serta generasi young artist style Panestanan, Ubud. 

Arie Smit mengajarkan cara mencampur warna, membuat kanvas, cara menggoreskan kuas di atas kanvas, pengisian ornamen, perspektif, dan penuangan ide dalam lukisan. Lebih dari itu, penghargaan atas karya anak-anak didiknya, Arie Smit sering kali membeli hasil karya anak didiknya.

Atas dedikasinya, penyatuan dirinya pada kesenian Bali, Arie Smit menerima  Anugerah Seni Dharma Kusuma dari Pemerintah Daerah Bali diserahkan oleh Gubernur Bali Prof. Dr. Ida Bagus Oka, 1992.

Dokpri
Dokpri

Anak-anak didik Arie Smit mendekati ratusan yang berada di berbagai tempat, terutama di seputaran Campuan, Ubud. Sebagian dari mereka hingga kini masih eksis sebagai pelukis young artist style panestanan dan membuat galeri untuk memasarkan karya lukisnya. 

Satu diantaranya adalah I Ketut Soki. Rumah pribadinya bagian depan dimanfaatkan untuk memajang lukisan-lukisan kolega para pelukis. Sementara koleksi lukisan pribadinya ditempatkan pada ruang khusus pada sebelah kanan pintu masuk rumah pribadinya.

Dokpri
Dokpri

Lukisan I Ketut Soki  sudah tersebar di berbagai belahan dunia. Lukisannya dimiliki oleh para pecinta seni, art dealer seni, kolektor, dan berbagai museum, baik di dalam negeri sendiri dan di manca negara. Saya sendiri semasa masih menggeluti secara total dalam bidang art dealer, juga kerap kali menjual karya lukisannya. 

Meraka datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka yang sangat menyukai karya I Ketut Soki pada tahun 90-an berasal dari Negeri Matahari Terbit. Diantara mereka berasal dari Australia, Amerika, dan Italia. Saya sendiri punya langganan art dealer dari Argentina yang juga sering mengambil karya lukis I Ketut Soki. Art dealer tersebut bernama Mario dari Buenos Aires, Argentina.

Dokpri
Dokpri

Karya-karya I Ketut Soki menginspirasi banyak orang. Disamping berasal dari karya-karya itu sendiri juga pertalian sebuah bentuk kehangatan yang berasal dari seorang guru dengan muridnya yang diperankan oleh seorang Arie Smit. Keduanya patut menjadi sebuah cermin bening untuk menumbuhkan berbagai keluhuran nilai-nilai dalam kehidupan. 

Arie Smit memerankan figur seorang guru bagi I Ketut Soki. Dan I Ketut Soki sendiri hampir separo hidupnya diabdikan pada masyarakat dan umatnya sebagai pemangku di desa kelahirannya. 

Selamat jalan bapak I Ketut Soki. Berbagai kebajikanmu ke  muara luas dalam kebahagiaanmu.

Imam Muhayat, Nusa Dua, 23 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun