Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Dengar dan Lihatlah...

12 Mei 2021   23:41 Diperbarui: 16 Mei 2021   22:42 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

dengan putaran jari waktu ini
kedekatan jarak terbilang denganmu
dengan kemampuan kekuatan ini
teguh berlabuh di sisimu

meski hari-hari terus berganti
seiring kerat kota penuh tanda tanya
sinyal corona tak kunjung reda
tetap saja berlabuh teguh denganmu

dengarlah suara sunyi di balik hati
lihatlah pahatan kata dalam kepala
pada hempasan gelombang bersarang
Pada rintihan angin selalu mengerang

sekiranya pintu abadi selalu dihuni
sekiranya jendela nurani terbuka rapi
seperti para sufi mengurai hari
sesungguh tak pernah ada ruang duli

tengoklah sejenak saja
peta dunia sudah terkepal tangan
rentang tangan saling berhubungan
sekali remas hanya satu kepalan

kini satu saja pilihan
jawaban tidak juga menjamin uraian
kepastianlah satu-satunya pesan
kembali ke lapang hakikat pencarian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun