Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepiting Bercangkang Angkring

8 September 2016   01:47 Diperbarui: 8 September 2016   02:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tidak keberatan kuajak kau menyusuri setiap tepian pantai
Mengaduk setiap pojok sisinya yang sepi
Kemudian kaji pikir lebih kritis lagi
Agar bisa bersaksi sendiri, dengan ini
Kepiting bercangkang angkring bambu ori salah-salah dapat mencelakai

Dari sini kau dapat menggali informasi
Juga dapat mencermati apa yang sesungguhnya terjadi
Terjalin kelindan antara angkringan dengan reklamasi pantai
Terlukis babat Candra Kirana dan Panji

Di negeri yang menganut sistim demokrasi
Satu sisi kepentingan lokal perlu dipenuhi
Sisi lain keperluan negara juga harus diakui
Kembali pada skala prioritas nilai
Di situlah diyakini terdapat aksi yang lebih tinggi
Pilihan terakhir tak boleh direcoki

Kelalaian kita yang bersedia berlama-lama menyimpan masalah
Gunung es masalah menambah jengah
Langkah-langkah selalu ragu tak terarah
Waktu hanya habis untuk berbantah dan tak mungkin dapat berbenah

Rumah Pustaka, 08.09.2016. Puisi: Imam Muhayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun