Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seperti Kesaksianmu

3 September 2016   15:04 Diperbarui: 3 September 2016   15:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sederhana saja lintas pikirku
Saat terhenyak bangun di fajar pagi
Bisa kencing, berak, mandi, lalu membasuh dahi untuk meniti
Terasa hidup nikmat sekali

Tak sedikit, kan, mereka bisa seperti itu:
"Hidup hanya dikerat waktu; dikurung nafsu duniawi; hilang dari pusaran nurani," kata penyair Hamdy
Berakhir akrabi rumah sakit, panti, dan terali besi
Serasa hidup tak lagi berarti

Seperti yang kau saksikan sendiri
Pesakitan, pulau Nusa Kambangan keki
Sepertinya sudah tak muat lagi
Mau dititip kemana lagi

Karena itu, kuketuk pintu-pintumu
Dari segenap penjuru dengan genta bertalu-talu
Agar kau yakin bahwa itu suaraMu
Tak pernah sanksi dan ragu

Denpasar, 03.08.2016. Puisi: Imam Muhayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun