Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah Gembur

3 September 2016   07:25 Diperbarui: 3 September 2016   09:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prakiraan cuaca terbaca
Di koran dan tivi tahun ini
Hampir merata di semua desa
kian terasa musim berganti
Menguji petani tanam padi atau palawija
Budidaya salah tak petik hasil bumi

Resah petani berjalan dua windu berlalu
Jelang musim tak tentu terkirim
Unggah kebiasaan tanaman layu
Tanah kering bertanam tak mungkin

Danau, bendungan, kali menjadi impian
Tak semata harapan petani saja
Rembasannya merabuk tetanaman
Kesegaran udara berasal dari sana

Di tanah tropis deret garis katulistiwa
Sungguh berkah yang luar biasa
Batang jatuh ketam buah menyuluh
biji hilang tumbuh di ladang
Jika tanah ini selalu gembur
Tanah yang terbiri selalu makmur

Rumah Cengkir, 03.09.2016. Puisi: Imam Muhayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun