Dimulai saat fajar dua deras mengalir
Tiga jam perjalanan dari rumah cengkir1
Bersama keluarga menuju puncak Mangu2
Di bawah cemara, salju terasa menusuk sumsum tulangku
Selar lebar silaf dan hawa nafsu tercela
Saatnya menunggu acara segera dibuka
Agenda pertama menebar kelasak
Siapa saja yang tak sempat bersua menampak
Hening kemudian tilawah berkumandang
Kalam-kalamnya mengurai pencerahan
Membilas asa rajutan terlenanya pikir
Mendublir kebaikan di pahat ukir
Menyingkir dari sifat-sifat yang memancing amarah utusan
Memegang gagang harapan terbuka pintunya … Ridwan
Satu, dua, tiga, dan seterusnya doa terlewati
Berakhir barisan mengular beriring simfoni hati
Wajah bingar saling pandang ikhlas bertemu
Sehati sedingin salju di puncak Mangu
Rumah Gedang, 22.08., Imam Muhayat
Catatan: 1 Cengkir (bahasa jawa yang biasa dipahamai sebagai akronim kencenge pikir atau lurusnya pola pikir).2Puisi ini berawal dari sket catatan harian, Minggu, 24 Juli 2016. Acara Halal Bihalal di puncak Bedugul (masuk pada gugusan lembah Gunung Mangu), di antara 10 gunung tertinggi di Bali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H