Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lentera Duli

12 Agustus 2016   08:13 Diperbarui: 12 Agustus 2016   08:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika masih diperdebatkan

Gamang galur ideologi tak selesai

Sementara lentera duli kian mengunci

Katup pekat sempurna meruang

Kutub qayyimah1 peta kepulauan

Tak bisa diraba seperti telaahnya

Lembarlembar belum terbaca

Perjalanan akan terjebak duli air mata

Sekolah paruh hari katamu lebih manusiawi

Sekolah penuh hari katamu menyiksa generasi

Bukan, bukan pada letaknya, masa

seteguk kopi tak sama kopi Jessica Kumala

freddy Budiman juga meregang nyawa bukan dipucuk senjata

ia dituntun angin yang menutup katup nafasnya

Kesadaran adalah amsal sinergi bumi dan matahari

Kehidupan pun akan terus bersemi

Rumah Gedang, 12.08, Imam Muhayat

1Kutub qayyimah (bahasa Arab), berarti buku-buku bermutu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun