Mohon tunggu...
IMAM MUDIN
IMAM MUDIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC)

Ciptakan Karya Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Kliwon: Harmoni Budaya dan Religiusitas dalam Tradisi Jawa

2 Januari 2025   19:15 Diperbarui: 2 Januari 2025   19:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Google (https://www.listennotes.com/podcasts/cerita-seram/jumat-kliwon-true-story-YGVzpRdoESQ/)

Sakral dan Penuh Makna

Bagi masyarakat Jawa, Jumat Kliwon bukan sekadar hari dalam kalender. Ia dipandang sebagai momen sakral, di mana dunia manusia, alam, dan dimensi spiritual bertemu. Tradisi ini memadukan nilai-nilai budaya dan religius yang mengakar, menjadikannya istimewa dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi Penuh Nilai Spiritual

1.Nyekar ke Makam Leluhur

Jumat Kliwon sering dimanfaatkan untuk berziarah ke makam leluhur. Aktivitas ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga doa untuk kelancaran hidup, keberkahan, dan perlindungan.

2.Ruwatan Untuk Keselamatan

Ruwatan, ritual tradisional untuk menangkal energi negatif, dilakukan dengan doa-doa khusus, sesajen, dan mantera. Dalam tradisi Islam-Jawa,ruwatan sering dipadukan dengan pembacaan doa dari Al-Qur'an, menegaskan harmoni antara tradisi dan agama.

3.Larung Sesaji di Pantai Selatan

Di kawasan pesisir, seperti Pantai Parangtritis, masyarakat melarungkan sesaji sebagai simbol pengembalian apa yang mereka terima kepada Sang Pencipta. Ritual ini juga diyakini menjaga hubungan baik dengan penguasa laut, Nyai Roro Kidul, dalam bingkai budaya lokal.

4.Pengajian dan Doa Bersama

Sebagai wujud religiusitas, banyak komunitas mengadakan pengajian atau tahlilan. Doa bersama ini menunjukkan perpaduan harmonis antara ajaran Islam dan nilai budaya.

Filosofi Mendalam

Jumat Kliwon mengajarkan penghormatan terhadap leluhur, menjaga hubungan dengan Tuhan, dan keseimbangan hidup. Nilai ini mengakar dalam filosofi Jawa, "Manunggaling Kawula Gusti," yaitu menyatunya manusia dengan Sang Pencipta.

Pelestarian Tradisi di Era Modern

Meski modernisasi terus melaju, tradisi Jumat Kliwon tetap relevan. Banyak komunitas mulai mengemas tradisi ini dalam bentuk festival budaya atau kegiatan seni yang melibatkan generasi muda. Hal ini menjadi cara baru untuk menjaga kearifan lokal tetap hidup tanpa kehilangan esensinya.

Penutup

Jumat Kliwon adalah wujud indah dari harmonisasi budaya dan religiusitas. Ia mengajarkan kita untuk tidak melupakan akar tradisi, sembari terus menyesuaikan diri dengan zaman. Dalam setiap doa, ritual, dan tradisi yang dilakukan, tersimpan pesan mendalam tentang pentingnya keseimbangan hidup, hubungan spiritual, dan penghormatan pada warisan leluhur.

Tradisi ini bukan hanya identitas budaya, tetapi juga cerminan dari spiritualitas yang menghormati nilai-nilai universal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun