Gus Mujib juga bercerita bahwa Imam Syafi'i pernah mendapat keluhan dari seseorang tentang kurangnya penghasilan. Imam Syafi'i malah menganjurkan untuk minta gajinya dikurangi. Anjuran itu pun dilakukan.Â
Si majikan pun mengurangi gajinya. Setelah gajinya berkurang, justru dia semakin bahagia. Dia sering mendapat rizki yang tidak diperkirakan sebelumnya. Dia meyakini bahwa kebahagiaan itu karena berkah rizki, bukan karena nominalnya.
Perlu diingat juga bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak. Namun, akhlak sudah berkurang di lembaga pendidikan, termasuk di pesantren. Hal ini menimbulkan kekhawatiran gagalnya rencana atau cita-cita peserta didik (siswa, santri, atau mahasiswa). Untuk mengantisipasi hal itu, tiap mahasiswa perlu didoakan agar semakin kerasan dan meraasakan nikmat di Undar.
 Istighatsah harus dilakukan dengan ikhlas. Dengan keikhlasan dan kesabaran, berkah bisa diraih. Kerena manusia adalah tempat salah dan lupa, taubat tidak boleh ditunda-tunda. Taubat bisa menghasilkan cinta dan kasih sayang.
Sebelum acara ditutup, ada acara dialog. Dalam kesempatan ini, Prof. Kuswanto menambahkan bahwa PILM Undar siap menampung informasi dan keluhan mahasiswa. Setiap masalah ditargetkan selesai dalam 2 x 24 jam. Gus Mujib juga mengingatkan bahwa Undar memang tidak bisa mengubah semua menjadi baik, tetapi di dalamnya ada rizki.
Dengan kegiatan ini, ada harapan bahwa semua dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Darul 'Ulum semakin kuat mentalnya dan semakin baik akhklaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H