Mohon tunggu...
Imam Mashudi Latif
Imam Mashudi Latif Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Darul Ulum Jombang

Menyukai bacaan-bacaan ringan untuk dikembangkan sebagai ide tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Suasana Pemilu 2024

14 Februari 2024   10:15 Diperbarui: 14 Februari 2024   10:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Pemilihan Umum 2024, suasana di tempat tinggal penulis cukup kondusif meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan masyarakat. Keadaan ini sudah berlangsung sejak pendaftaran calon legislatif (caleg), calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Para caleg berusaha memperkenalkan diri dan mencari dukungan dengan berbagai cara. Ada yang memasang baliho di tepi jalan. Ada juga yang datang dari rumah ke rumah dengan membagikan sembako disertai stiker yang berisi identitas caleg. Warga merasa senang menerima pemberian itu. Tidak ada rasa segan untuk menempelkan stiker bergambar caleg di jendela rumah. Namun, ada juga caleg  atau tim suksesnya yang dianggap tidak punya sopan santun. Mereka memasang stiker di jendela rumah tanpa diketahui dan tentu tanpa izin tuan rumah. Tuan rumah yang tidak merasa senang tentu tidak boleh disalahkan jika mencopot dan membuang stiker itu. Ada juga caleg yang membagikan uang dengan syarat penerima uang menunjukkan foto surat suara setelah dicoblos. Penulis menolak tawaran seperti ini. Mendekati hari pemungutan suara, pembagian uang oleh caleg semakin marak. Di kalangan masyarakat dikenal berbagai istilah, seperti "serangan fajar", "bom-boman", dan lain-lain.

Dengan perkembangan teknologi, ada juga caleg yang memperkenalkan diri dan mencari dukungan melalui media sosial (WhatsApp, Facebook, Instagram, dan sebagainya). Dengan cara ini, caleg bisa lebih dikenal, bahkan oleh orang yang berada di luar daerah pilihannya. Caleg mungkin tidak mengharuskan teman atau pengikut untuk memilihnya, tetapi minimal minta didoakan.

Capres dan cawapres tentu juga berupaya mencari dukungan sebanyak banyaknya. Visi dan misinya dipublikasikan dengan berbagai media. Komisi Pemilihan Umum juga telah menyelenggarakan debat capres dan cawapres yang bisa disaksikan oleh masyarakat. Bagi masyarakat, masing-masing pasangan capres dan cawapres mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk menentukan pilihan.

Tiap orang bebas menentukan pilihannya. Namun, perbedaan pilihan kadang-kadang menimbulkan suasana yang kurang harmonis. Contohnya adalah media sosial yang berisi perdebatan di antara para pendukung capres dan cawapres. Meskipun demikian, perdebatan di media sosial tidak terlalu berdampak pada kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat tampak hidup rukun meskipun beda pilihan.

Sebagaimana sudah dijadwalkan, pemungutan suara dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024. Tempat Pemungutan Suara (TPS) sudah disiapkan sejak dua hari sebelum pelaksanaan. Adapun surat undangan untuk pemilih dikirimkan sehari sebelum pelaksanaan. Namun, persiapan pelaksanaan pemungutan suara mungkin ada yang kurang maksimal. Pada pukul 7.00, pemungutan suara seharusnya sudah dimulai, tetapi panitia masih mempersiapkan alat-alatnya. Pemungutan suara baru dimulai pada pukul 8.29. Penulis mengikuti proses pemungutan suara tanpa banyak kendala.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Bagi warga Jombang, ada hal yang unik pada Pemilu 2024. Kepolisian Resor (Polres) Jombang melaksanakan program Mablos Mabar (Mari Nyoblos Mangan Bareng) yang artinya "Setelah mencoblos, makan bersama." Polres Jombang bekerja sama dengan para pengusaha kuliner menyediakan ribuan porsi makan gratis untuk masyarakat yang menggunakan hak pilihnya. Program ini dibuat sebagai daya tarik untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Rumah penyedia makan gratis tersebut tersebar di 21 kecamatan. Untuk menikmati makan gratis, syaratnya adalah menunjukkan KTP dan jari yang telah dicelupkan ke tinta sebagai bukti telah mencoblos. Namun, persediaan porsi sangat terbatas. Warga yang datang lebih awal bisa menikmati makanan gratis. Program semacam ini mungkin juga ada di daerah lain.

Penulis tinggal di Dusun Rejoso, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto. Makanan gratis tersedia di Mie Huh Hah, Jogoroto. Jaraknya sekitar 6,1 km dari rumah penulis. Ada juga Rocket Chicken di Desa Mancar, Kecamatan Peterongan. Jaraknya 2,7 km. Tempatnya lebih dekat, tetapi berbeda wilayah kecamatan dari rumah penulis. Dengan membandingkan jumlah pemilih dan jatah porsi yang tersedia, juga perhitungan jarak dari rumah ke tempat makan tersebut, kecil kemungkinan untuk mendapatkan jatah makan gratis. Penulis tidak terlalu mempermasalahkan hal ini.

Penulis berharap siapa pun yang terpilih bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Semoga bangsa Indonesia semakin sejahtera, adil dan makmur, sebagaimana dicita-citakan oleh para pejuang kemerdekaan dan para pendiri bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun