Mohon tunggu...
IK Pradana
IK Pradana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis untuk terus membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anthropocene: Menuju Kepunahan Masal Dunia yang Keenam

21 Desember 2023   18:07 Diperbarui: 21 Desember 2023   19:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erosi integritas biosfer. (Berkurangnya keanekaragaman hayati secara masif)

  • Polusi kimia. (Saat lingkungan disusupi oleh zat kimia)

  • Polusi aerosol di atmosfer

  • Pada tahun 2023, enam dari sembilan batasan sudah dilanggar. Di antaranya adalah aliran biogeokimia dalam siklus nitrogen, penggunaan air tawar global, perubahan sistem lahan, erosi integritas biosfer, dan polusi kimia. 

    Perubahan sistem lahan contohnya. Kita bisa mengilustrasikannya dengan bakso. Ketika kita membeli bakso, banyak bahan baku yang diperlukan. Seperti: Tepung, bihun, mie kuning, daun bawang, bawang goreng, saus, daging sapi, dan kecap. Kita memesan satu porsi bakso mungkin sering kali kurang, karena porsinya terlalu sedikit. Namun, untuk bakso itu dapat disajikan, banyak sekali lahan yang dialihfungsikan untuk memproduksi bahan baku dalam skala masif.

    Banyak produsen yang mengubah hutan menjadi ladang, peternakan, dan mungkin sawah untuk memenuhi selera makan manusia yang semakin beragam. Ketika hutan digunduli, maka ekosistem juga pasti berubah. Akan banyak hewan yang terusir paksa dari rumah mereka. Akhirnya, hewan-hewan itu kehilangan sumber makanan dan tempat tinggal. Mereka menderita tanpa kita ketahui. Belum lagi, di ladang dan sawah-sawah disemproti dengan cairan kimia. Lambat laun, tanah akan kehilangan kesuburannya, lalu mati. 

    Bukan hanya itu, pembakaran bahan bakar kendaraan, pembakaran-pembakaran yang dilakukan oleh instansi industri, pembakaran sampah oleh orang-orang tak bertanggung jawab juga ikut andil memproduksi karbondioksida dalam cakupan yang besar. Meningkatnya jumlah karbondioksida di udara akan meningkatkan suhu global. Dampak dari itu, salah satunya adalah mencairnya es di Antartika. Dan ketika es-es yang sebesar gunung itu mencair, maka volume air laut akan meningkat. Lalu, daratan-daratan rendah dekat laut bisa tenggelam karenanya. Bukan hanya itu, ketika suhu global meningkat, hutan menjadi rentan untuk terbakar. Ketika hutan terbakar, banyak hewan di dalamnya yang meregang nyawa, dan sebagian besar sumber penghasil oksigen bisa hilang.

    Kemajuan teknologi tidak selamanya membawa kabar baik. Tidak selamanya membawa kemudahan. Selain hal positif yang dibawa, bencana juga menjadi konsekuensi atas gemilang intelektual yang begitu pesat. Terkadang, ketika kendali penuh ada pada genggam tangan, tamak dan sewenang-wenang mudah sekali dilakukan. Bom atom, kendaraan berbahan bakar fosil, pengalihan fungsi lahan adalah beberapa contoh ulah manusia yang turut andil dalam percepatan kepunahan masal. Sudah ada enam batasan yang dilanggar. Menurut para ilmuwan, manusia tidak akan bisa hidup sampai tahun 2100 nanti jika melihat diagram batas-batas stabil itu.

    Ketika sebuah ekosistem rusak, maka satu akan mempengaruhi lainnya. Rantai makanan akan kacau, keseimbangan Bumi akan koyak. Namun, tidak ada yang mustahil untuk memperbaiki masalah ini. Prediksi hanya sebuah hipotesa dari analisa data yang belum pasti terjadi. Kesempatan untuk Bumi pulih masih ada. Itu semua tergantung kita sebagai penghuninya. Mau diapakan rumah yang sudah penuh retak ini? Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri. Semudah membuang sampah pada tempatnya, kemudian memilahnya dan menggunakan angkutan umum. Mulai saja dari itu. Mulai dari kita, untuk semua. 

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun