Mohon tunggu...
IK Pradana
IK Pradana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis untuk terus membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anthropocene: Menuju Kepunahan Masal Dunia yang Keenam

21 Desember 2023   18:07 Diperbarui: 21 Desember 2023   19:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita asyik makan bakso saat hujan mengguyur, ternyata kita telah ikut andil dalam proses kepunahan masal yang keenam. Loh, memangnya apa korelasi antara makan bakso saat hujan turun dan kepunahan masal? Sebelumnya, kita harus tahu dulu apa itu kepunahan masal. Kepunahan masal adalah periode menurunnya keanekaragaman hayati di muka bumi. Di mana, laju kepunahan lebih tinggi ketimbang kelahiran. 

Bumi sudah lima kali melewati fase kepunahan masal. Fase pertama adalah Ordorvisium-Silur, 445-444 juta tahun yang lalu. Membuat punah sekitar 85% spesies. Yang kedua, kepunahan Devonian Akhir, 372-359 juta tahun lalu. Membuat 70% spesies punah. Yang ketiga, Permian-Trias, 252 juta tahun lalu. Membuat 90% spesies punah. Lalu ada kepunahan Trias-Jura, sekitar 201,3 juta tahun lalu. Membuat sekitar 75% spesies punah. Yang kelima ada periode Kapur-Paleogen, 66 juta tahun lalu. Membuat 75% spesies punah. Dan sekarang, 70% ilmuwan biologi telah menyepakati bahwa kita sedang bergerak menuju kepunahan masal yang keenam. Zaman ini disebut zaman Anthropocene. 

Anthropocene berasal dari bahasa Yunani. Antrhopo yang berarti manusia, dan cene (kianos) yang berarti baru. Jadi, Anthropocene secara etimologis memiliki arti manusia baru. Mengapa dinamakan demikian. Dinamakan Anthropocene karena manusia dalam hal ini adalah dalang  dari bencana kepunahan masal yang sedang berlangsung. Mungkin kita tidak menyadari, bahwa sesungguhnya kita sedang menuju kiamat dunia atas ulah kita sendiri.

Menurut para ilmuwan, ada sembilan batasan yang tidak boleh dilampaui jika ingin stabilitas dan ketahanan Bumi tetap terjaga. Batasan-batasan itu di antaranya adalah: 

  1. Perubahan iklim ( konsentrasi  di atmosfer harus < 350 ppm)

  2. Pengasaman laut (jika laut  terlampau banyak menyerap CO2. Dampaknya, akan mempengaruhi reproduksi dan pertumbuhan habitat yang tinggal di laut itu. Contohnya ikan, koral, dan terumbu karang)

  3. Penipisan ozon di stratosfer. (Ozon tidak boleh berkurang lebih dari 5% dari tingkat pra-industri yang sebesar 290 unit dosbon)

  4. Aliran biogeokimia dalam siklus nitrogen.

  5. Penggunaan air tawar global. (Ketika sumber air tawar diakuisisi secara sepihak oleh manusia, kemudian dieksploitasi dengan tidak bertanggungjawab)

  6. Perubahan sistem lahan. (Saat lahan yang seharusnya bebas, dialihfungsikan untuk kebutuhan manusia)

  7. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun