Setelah peristiwa yang mencekam itu, ekspedisi terus berlanjut dengan satu kapal yang masih tersisa, dan dikomandoi oleh Sebastian de Elcano. Tim ekspedisi yang tersisa terus berlayar menuju pulau rempah yang dicari-cari. Beberapa bulan kemudian, Armada Elcano sampai di kepulauan Maluku. Kemudian mereka menuju Pelabuhan Tidore. sesampainya di Kesultanan Tidore, mereka bertemu dengan Sultan Tidore, Sultan Mansur, untuk membuat perjanjian. Setelah perjanjian itu disepakati, mereka mengambil cengkeh hingga memenuhi kapalnya.
Enrique de Malacca adalah sang penjelajah bumi pertama
Pada bulan September 1522, setelah tiga tahun lamanya mengarungi samudrera, armada yang dikomandoi oleh Sebastian de Elcano kembali ke Spanyol. Dari lebih 200-an orang yang ikut dalam ekspedisi itu, hanya tersisa 18 orang saja.
Sampai di sini sudah jelas, bahwa Ferdinand Magellan bukan orang pertama yang menjelajahi bumi. Karena dia terbunuh oleh orang Lapulapu dalam peperangan di Pulau Mactan, Filipina. Dia belum sampai 360 derajat mengelilingi bumi. Karena perjalanannya dimulai dari semenanjung malaka.
Untuk Sebastian de Elcano dan awak kapal yang berhasil pulang sampai ke Spanyol, memang mereka dapat dikatakan sudah mengelilingi bumi sampai 360 derajat. Tapi perlu dicatat, mereka memulai perjalanannya dari Spanyol.
Dan kandidat yang paling kuat untuk menerima gelar sebagai penjelajah bumi pertama adalah Enrique de Malacca. Dia sudah mengelilingi bumi sampai 360 derajat, karena dia berasal dari Maluku. Dan juga lebih dulu mengelilingi bumi daripada Sebastian de Elcano dan awak kapal lain yang terhitung mulai dari Spanyol.
Bukti kuat keberadaan Enrique de Malacca dalam literatur kuno
Bukti kuat keberadaan Enrique de Malacca dapat kita temui pada literatur-literatur kuno antara tahun 1511-1524. Di bawah ini adalah literatur kuno yang menyatakan keberadaan Enrique de Malacca:
- Surat wasiat Ferdinand Magellan kepada Enrique de Mallaca (1519)
- Relazione del primo viaggio. Jurnal yang ditulis langsung oleh salah seorang kru kapal Magellan yang ikut dalam ekspedisi itu, Antonio Pigafetta (1524)
- Maximilian Transylvanus dalam bukunya De Moluccis insulis. Beliau adalah seorang yang mewawancarai awak kapal yang selamat setibanya di Spanyol (1523)
Ternyata nenek moyang kita adalah orang-orang hebat pada masanya. Contohnya Enrique de Malacca yang memiliki keterampilan linguistik luar biasa, dipercaya sebagai interpreter dan juga navigator dalam ekspedisi global kala itu.