Pada bulan Oktober di tahun 1517, Ferdinand Magellan pergi ke Sevilla untuk meyakinkan Raja Carlos I atau Charles V, raja Spanyol kala itu, perihal ekspedisinya yang ambisius mencari pulau rempah.
Magellan juga membawa Enrique selaku orang lokal "Hindia timur" untuk meyakinkan Raja Carlos I. Enrique juga paham betul jalur Hindia, kultur, dan mengerti bahasa orang lokal di wilayah tersebut.
"Raja terpesona oleh warna kulit Enrique dan kemampuannya untuk berbicara beberapa bahasa dengan lancar," tulis Antonio Pigafetta salah seorang kru ekspedisi Ferdinand Magellan dalam bukunya: Relazione del primo viaggio.
Kemudian Raja Carlos I mendukung ekspedisi yang ambisius tersebut. Kerajaan Spanyol memberikan lima kapal dengan ukuran sedang, kapal tersebut dilengkapi dengan persenjataan dan juga perbekalan yang cukup untuk dua tahun. Raja Carlos I juga menugaskan 237 pelaut untuk ikut serta dalam ekspedisi tersebut.
Armada yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan berangkat dari Sevilla pada 10 Agustus 1519, melalui Sungai Guadalquivir melaju terus sampai ke pantai San Lucar de Barrameda. Armada Magellan memasuki Samudera Atlantik pada 20 September 1519.
Ekspedisi tersebut melalui banyak peristiwa yang dramatis. Mulai dari pemberontakan, cuaca ekstrim, wabah penyakit hingga pertikaian dengan suku asli di Pulau Mactan, Filipina.
Alasan kuat mengapa Ferdinand Magellan bukan penjelajah bumi pertama
Saat berada di Pulau Mactan, Ferdinand Magellan terlibat dalam persaingan antara Lapulapu dan Humabon, dua kepala suku di daerah tersebut. Walaupun Magellan sudah mengenakan baju zirah lengkap, namun panah beracun yang dilontarkan oleh orang-orang Lapulapu mampu menembus kakinya. Hingga tepatnya pada tanggal 27 April 1521, Ferdinand Magellan tewas di Pulau Mactan, Filipina.
“Mereka segera menyerbunya dengan tombak dari besi dan bambu, sehingga mereka membunuh cermin kita, cahaya kita, kenyamanan kita, dan pemandu sejati kita,” ujar Antonio Pigafetta dalam bukunya, yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.