Sepertinya kaum ibu diberikan tempat menginap yang paling strategis karena banyak kemudahan khusus diperuntukan untuk para wanita muslimah. Antara lain, berdekatan dengan tempat istirahat, berjejer 5 kamar mandi dan toilet serta 5 deret keran untuk wudlu. Dekat dengan dapur dan halaman belakang tempat jemuran pakaian, dekat dengan ruang garasi mobil yang sangat luas bisa menampung 10 mobil sekelas fortuner.
Mereka berpendidikan paling rendah tingkat Aliyah bahkan banyak dari mereka adalah sarjana dan ada juga seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Setelah saling bersalaman saya berikan sedikit oleh-oleh dari Jakarta untuk menemani sejenak ngobrol berbagai hal, mulai dari masalah sosial sampai persoalan politik  di Indonesia terutama di Ibu kota Jakarta.
Wawasan keilmuannya mereka yang sangat luas, menjadikan obrolan sangat menarik dan berlangsung cukup lama sampai sekitar jam 02.00 tengah malam baru selesai. Saya agak heran yang menjadi topik pembicaraan lebih banyak mensoroti perpolitikan di negeri ini, padahal mereka berlatar belakang pendidikan pesantren, atau kesarjanaannya dari institute agama Islam.Â
Yah masih ada sisa waktu untuk istirahat, lumayan akan saya manfaatkan untuk istirahat cukup 1jam saja, selebihnya sampai menjelang subuh sedikit saya baca-baca yang penting untuk dibaca. Dan sekali lagi seperti halnya terhadap tamu Ibu-Ibu, kamipun para tamu laki-laki diperlakukan dengan sangat baik oleh tuan rumah.
Pengajian Kanzus Shalawat.
Paginya saya bersama dengan jamaah lainnya sudah berada di dalam Kanzus Shalawat. Persisnya hanya berjarak 1 meter dari tempat duduk KH Zakaria Ansori yang bertugas membacakan kitab Jami’ul Ushul Fil Auliya’ yang selanjutnya Abah (Habib Luthfi bin Ali bin Hasyimi bin Yahya) sendiri yang akan menerangkan isi yang terkandung dalam kitab tersebut kepada jamaah.Â
Walaupun tidak berada di dekat Habib, bagi saya yang penting masih bisa melihat dengan jelas Habib Luthfi, serta lebih mudah mendengarkan pengajian yang disampaikan beliau dan yang lebih penting lagi pada akhir pengajian nantinya tidak akan sampai berdesakan dan berebutan ketika hendak bersalaman dengan Habib Luthfi.Â
Ketika pengajian dimulai, tampak, di luar ruangan Kanzus Shalawat jumlahnya ribuan jama’ah pengajian yang memenuhi jalan Dr Wahidin sepanjang hampir 1 km. Luar biasa semangat yang mereka miliki, untuk mengikuti pengajian Habib Luthfi. Semua jamaah tanpa dikomando selalu disiplin tidak ada yang berani berisik, sangat tertib. Kalaupun ada suara sambutan demikian gemuruh dan membahana karena menjawab ucapan shalawat ketika nama Nabi besar Muhammad saw.