Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Silahturahmi Habib Luthfi di Kanzus Shalawat dan Ziarah Sapuro

28 September 2017   22:10 Diperbarui: 28 September 2017   22:19 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sepertinya kaum ibu diberikan tempat menginap yang paling strategis karena banyak kemudahan khusus diperuntukan untuk para wanita muslimah. Antara lain, berdekatan dengan tempat istirahat, berjejer 5 kamar mandi dan toilet serta 5 deret keran untuk wudlu. Dekat dengan dapur dan halaman belakang tempat jemuran pakaian, dekat dengan ruang garasi mobil yang sangat luas bisa menampung 10 mobil sekelas fortuner.

Ibu-Ibu peseta pengajian Kanzus Shalawat sedang berbaiat Tarikat Sadziliyah di Kanzus Shalawat. September 2017 (dok.pribadi)
Ibu-Ibu peseta pengajian Kanzus Shalawat sedang berbaiat Tarikat Sadziliyah di Kanzus Shalawat. September 2017 (dok.pribadi)
Ternyata Habib Luthfi dan seluruh keluarga beliau sangat memuliakan semua tamu. Seperti biasanya setelah bersalaman dengan tamu-tamu yang berada di ruang aula, saya jalan terus sasarannya ke ruang belakang. Ruangan belakang adalah tempat berkumpulnya para abdi dalem merangkap sebagai santri nya Habib yang jumlahnya puluhan.

Mereka berpendidikan paling rendah tingkat Aliyah bahkan banyak dari mereka adalah sarjana dan ada juga seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Setelah saling bersalaman saya berikan sedikit oleh-oleh dari Jakarta untuk menemani sejenak ngobrol berbagai hal, mulai dari masalah sosial sampai persoalan politik  di Indonesia terutama di Ibu kota Jakarta.

Wawasan keilmuannya mereka yang sangat luas, menjadikan obrolan sangat menarik dan berlangsung cukup lama sampai sekitar jam 02.00 tengah malam baru selesai. Saya agak heran yang menjadi topik pembicaraan lebih banyak mensoroti perpolitikan di negeri ini, padahal mereka berlatar belakang pendidikan pesantren, atau kesarjanaannya dari institute agama Islam. 

Yah masih ada sisa waktu untuk istirahat, lumayan akan saya manfaatkan untuk istirahat cukup 1jam saja, selebihnya sampai menjelang subuh sedikit saya baca-baca yang penting untuk dibaca. Dan sekali lagi seperti halnya terhadap tamu Ibu-Ibu, kamipun para tamu laki-laki diperlakukan dengan sangat baik oleh tuan rumah.

Secara umum  semua tamu tanpa kecuali sangat dimanjakan oleh tuang rumah semua digratiskan. Bandingkan saja jika menginap di rumah penduduk satu kamar SSS tanpa kipas angin, semalam harus merogoh kocek minimal Rp 50.000, yang dilengkapi fasilitas rame-rame dari toilet, kamar mandi, yah masih murah sih.

Pengajian Kanzus Shalawat.

Paginya saya bersama dengan jamaah lainnya sudah berada di dalam Kanzus Shalawat. Persisnya hanya berjarak 1 meter dari tempat duduk KH Zakaria Ansori yang bertugas membacakan kitab Jami’ul Ushul Fil Auliya’ yang selanjutnya Abah (Habib Luthfi bin Ali bin Hasyimi bin Yahya) sendiri yang akan menerangkan isi yang terkandung dalam kitab tersebut kepada jamaah. 

Walaupun tidak berada di dekat Habib, bagi saya yang penting masih bisa melihat dengan jelas Habib Luthfi, serta lebih mudah mendengarkan pengajian yang disampaikan beliau dan yang lebih penting lagi pada akhir pengajian nantinya tidak akan sampai berdesakan dan berebutan ketika hendak bersalaman dengan Habib Luthfi. 

Jamaah berdesakan hendak bersalaman dengan Habib Luthfi (dok Pribadi)
Jamaah berdesakan hendak bersalaman dengan Habib Luthfi (dok Pribadi)
Saat itu saya masih ingat Jum’at kliwonan bulan Maret 2017, saat itu Pak Anies Baswedan juga menghadiri kliwonan, Habib Luthfi memberi nasehat, ketika ribuan jamaah berebut dan berdesakan untuk bersalaman dengan Habib. “Jangan karena mau bersalaman, tetapi menggunakan cara yang berdesakan akhirnya malah menyakiti orang lain, kalau tidak memungkinkan untuk bersalaman cukup dengan melihat mukanya saja. 

Ketika pengajian dimulai, tampak, di luar ruangan Kanzus Shalawat jumlahnya ribuan jama’ah pengajian yang memenuhi jalan Dr Wahidin sepanjang hampir 1 km. Luar biasa semangat yang mereka miliki, untuk mengikuti pengajian Habib Luthfi. Semua jamaah tanpa dikomando selalu disiplin tidak ada yang berani berisik, sangat tertib. Kalaupun ada suara sambutan demikian gemuruh dan membahana karena menjawab ucapan shalawat ketika nama Nabi besar Muhammad saw.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun