Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bantuan ke Rohingya Bukan Pencitraan Presiden Joko Widodo

17 September 2017   19:47 Diperbarui: 18 September 2017   08:04 3720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itu selain Presiden Jokowi, maka yang paling tahu adalah Tuhan, dengan kata lain tuduhan Prabowo kepada Presiden Joko Widodo adalah bentuk kezaliman apalagi yang dituduh adalah seorang Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan Republik Indonesia.

Taruhlah didunia ini khusus untuk Prabowo tidak perlu ada sanksi hukumnya. Akan tetapi Prabowo seorang muslim kalau ia masih percaya kehidupan hari kemudian, maka bicara tanpa dasar, masuk kategori fitnah, ada sanksinya yaitu termasuk dosa besar sama berdosanya dengan membunuh manusia yang tidak bersalah. Nah silahkan buka sendiri ayat-ayatnya.

Menurut Prabowo bantuan kemanusiaan jika dikirim sekarang adalah pencitraan, jelas sekali pernyataan asal kritik asal bunyi alias kritik ngawur karena tidak ada dasarnya. Tidak ada dalilnya sama sekali bantuan yang dikirim sekarang atau nanti berkarakter pencitraan atau bukan pencitraan,

Kesimpulan dari poin pertama telah terjadi pembodohan publik oleh Prabowo seorang tokoh sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra yang telah berorasi  penuh emosi, mengucapkan tak berdasar, ia telah asbun (asal bunyi) di bunderan Patung Kuda Jakarta Pusat menjadi saksi bisu.

Jawaban pertanyaan kedua; Apakah benar tuduhan Prabowo Subianto terhadap Presiden Jokowi kalau kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Lagi-lagi asal tuduh, tuduhan yang merendahkan kemampuan Indonesia. Ingat Indonesia mempunyai hubungan diplomatik dengan Myanmar hubungan kedua negara cukup baik sehingga akses bantuan ke Rohingya dijamin sampai.

Selain itu Indonesia adalah pendiri ASEAN, Indonesia sangat diharapkan oleh otoritas Myanmar, kontribusinya untuk kemanusiaan di Rohingya. Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia, setiap bantuan ke Rohingya adalah bukan atas nama pribadi, tetapi atas nama bangsa Indonsesia. Jadi konsekuensinya semua lembaga pemerintahan Jokowi harus terlibat, mulai dari Deplu, Polri, TNI dan lembaga terkait, jadi mustahil bantuan itu tidak sampai. 

Jawaban pertanyaan ketiga; Terkait pertanyaan ketiga ini, ada 3 hal penting yang harus dijawab yaitu

-a. Untuk membantu Rohingya adalah dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani di dunia, yang dimaksud  Prabowo pada pernyataan tersebut adalah "Menjadikan Indonesia disegani didunia terlebih dahulu barulah memberikan bantuan kepada Rohingya".

 Pernyataan Prabowo sama saja menggambarkan pribadi yang pelit, gila hormat, dibalik bantuan kepada orang-orang miskin ada pamrih, tidak usah jauh-jauh sekitar kekuasaan dan harta, tidak lebih dari itu. Untuk menjadi peringatan kita bersama , jangan sampai kita terjebak  memilih seorang pemimpin yang yang pelit, gila hormat, ada pamrih

-b. Kita harus kuat untuk bantu orang lemah, tidak ada ajaran agama manapun juga yang berdalil seperti yang diucapkan Prabowo. Dalam praktek kehidupan sosial telah banyak contoh orang lemah, miskin, dapat membantu saudaranya yang lain yang sedang menderita, contoh-contoh teladan dan aktual ada banyak disekeliling kita. Apakah kita mau mencontohnya atau memang pura-pura tidak tahu. Kalau hanya tinggal diistananya Prabowo setiap hari mana bisa mengerti dikanan kiri banyak tetangga kita yang butuh bantuan,

-c. Kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu, kita beresin.Tidak bisa kita (bangsa Indonesia) sebagai orang lemah membantu Rohingya yang lemah dan miskin. Jujur Indonesia memang bukan negara terkuat didunia, tetapi juga bukan negara lemah dan miskin di dunia, PDB Indonesia peringkat 16 di dunia diatas  Swis dan Belgia dan terbesar No 3 di antara negara-negara G20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun