Para dai dan daiyah peserta PKD LDNU Kajian 7, tidak pernah tampak sombong dan angkuh, khususnya para daiyah muda sifat tawadhu tampak di raut muka mereka yang tulus. Karena pada hakekatnya mereka adalah santri NU, santrinya Hadratusyekh KH Hasjim Asy'ari, oleh sebab itu para Ibu-ibu adalah muslimat NU sejati.Â
Mereka ini telah memasuki pendidikan kader dai dari tingkat dasar sampai tingkat kajian, sudah dilakoninya selama hampir dua setengah tahun. Saat ini sudah memasuki jenjang kajian yang kedua yang semakin sulit saja, terbukti peserta PKD 7 dikelas kami semakin susut, pada awalnya berjumlah 80 orang, kini tinggal 15 orang yang aktif. Sisanya hanya "sayup sayup sampai" tak jelas kabar beritanya, sesekali ikut nimbrung berbicara di wa, tetapi belajar di Kajian Ushul Fiqh dan Uml Qur'an mustahil bisa faham hanya lewat wa.
PKD LDNU khususnya angkatan 7 ini termasuk saya sungguh beruntung, pertama, walau sedikit yang mau belajar tetapi yang penting serius dan ikhlas dan yang paling penting berkat doa KH Hasjim Asy'ari, kita sampai dengan anak cucu kita, bakalan khusnul khotimah, Insya Alloh amin. Keuntungan kedua, karena para peserta wanitanya yang aktif berjumlah 7 orang itu adalah ibu-ibu yang sangat baik.Â
Begitu baiknya sampai  mereka mau mengurus segala keperluan dalam proses belajar di PKD LDNU sampai kepada urusan makan siang. Persoalan perut yang satu ini seharusnya menjadi tanggung jawab masing-masing peserta, tetapi tidak untuk PKD  angkatan 7 ini, sudah beberapa kali pertemuan sejak masuk jenjang kajian, selalu ada saja sumbangsih nasi lengkap dengan lauk pauknya untuk makan siang bersama, sumbernya dari ibu-ibu angkatan 7.

Berikutnya dr khusnul beliau adalah seorang dokter muda, kreatif, bersemangat mendalami kajian Islam dan mau sibuk ngurusi kelas, seterusnya Ibu Anifatul Hana, Ibu Ratnik Ade, Ibu Erni Aryanti, Ibu Rosadah Nalim, Ibu Ulya. Para ibu ini bukan sekali ini saja menggratiskan makan siang kepada para dai dan guru-gurunya, sudah beberapa kali mengadakan makan siang bersama di Kelas Kajian ini.
Perbuatan ini jangan dilihat nilai materinya yang dikeluarkan, akan tetapi tujuan dibalik perbuatan baik itu. Dalam rangka berbuat baik kepada teman-teman sekelasnya khususnya kepada guru tercinta dan para Kiyai di LDNU, adalah barokahnya. Diharapkan kebiasaannya sedekah para daiyah dapat ditiru oleh para dai dan daiyah lainnya. Yang paling penting ikhlas dan mengikhlaskan sebagian hartanya kepada saudara-saudara muslim yang lain, walaupun hanya sekedar membagi makanan siang gratisan. Â Â

Hampir semua layanan kebutuhan di kelas kajian mulai daftar kehadiran, informasi bahasan kitab kajian, tugas-tugas menyiapkan kelas kajian, mereka siapkan dengan sangat baik. Untuk urusan makan gratisan, biasanya sekretaris kelas mbak Daning, setidaknya sehari sebelum masuk kekelas kajian sudah memberitahukan lewat wa. " Ustad dan Ustadzah yang budiman setelah selesai kelas, peserta jangan pulang dulu ya, untuk makan bersama beserta para guru dan Kiyai, agar menjadi berkah" Ujarnya.

Untung saja ada beberapa ustadzah yang bersedia melayaninya. Dokter khusnul yang biasa menangani tugas-tugas seorang dokter, di kelas kajian ini mau juga ikut serta membagi-bagi makanan siang. Sedangkan mba Daning yang seringkali menjalankan tugas sekretaris Kelas merangkap tugas-tugas ekstra ketua kelas, kali ini terpaksa juga ikut urusan mondar mandir membagikan minuman.