Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

HUT Jakarta Ke-488, antara Kelebihan dan Kekurangan Ahok

23 Juni 2015   08:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:40 3735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta kini berusia 488 tahun, sebuah usia yang sangat panjang mengalami banyak pengalaman dari masa dan zaman yang penuh dengan tantangan. Terus terang sejak pasangan Jokowi-Ahok memimpin Kota Jakarta perubahan-perubahan ke arah perbaikan lebih banyak jika dibandingkan semasa gubernur-gubernur sebelumnya. Setelah Jokowi digantikan Ahok, pelaksanaan program pembangunan tetap berkesinambungan bahkan lebih diintensifkan pelaksanaannya. Yaitu:

Gubernur Ahok segera melaksanakan semua program yang semula telah dicanangkan oleh Jokowi antara lain dimulainya konstruksi proyek MRT dan monorel Pelaksanaan soal monorel/MRT tidak boleh ditunda-tunda sebagai salah satu mengupas benang kusut kemacetan di DKI. Atau normalisasi waduk untuk mengatasi macet dan banjir. Dalam pembinaan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa, Ahok juga memberikan pembinaan secara intensif integritas moral yang baik dengan memerangi korupsi.

Langkah lain untuk pembinaan terhadap aparat pemerintahan di DKI adalah melakukan reformasi birokrasi, yaitu dengan memperkenalkan rekruitmen melalui lelang jabatan, mulai dari lurah, camat, dan pejabat eselon dua dan tiga. Dengan adanya reformasi birokrasi, masyarakat merasakan sekali dampaknya, misalnya terhadap perilaku pelayanan dari para petugas yang sebelumnya penuh dengan uang siluman, calo, dan uang sogokan dan sejenisnya, kalau ada uang pelayanan menjadi gampang. Sekarang, pelayanan lebih cepat dan tanpa harus membayar sepeser pun. Pelayanan kepada masyarakat diperlakukan setara.

Ahok juga berhasil membuat program dengan substansi yang pro-kebijakan, bukan pro-popularitas. KJS (Kartu Jakarta Sehat), dan mewujudkan Kartu Jakarta Pintar. Sistem ini berbeda dengan program sekolah gratis yang umum dibuat daerah lain yang hanya meliputi biaya SPP. KJP ini untuk menutup 13 komponen biaya seragam, sepatu, buku, transport, les ekstrakurikuler dll. Ahok menjadi fenomenal berkat pendekatan dan gaya kepemimpinannya keras, tegas, dan tanpa kompromi.

Terobosan-terobosan Ahok bisa berbeda jauh dari konsep para pemimpin DKI sebelumnya, dalam menjalankan tugas-tugasnya kebenaran pribadi, kelompok, kebenaran golongan harus disingkirkan, yang diakui Ahok dan harus tetap eksis adalah Hukum, Konstitusi untuk kepentingan negara. Setiap warga negara yang patuh harus dilindungi, sedangkan perlawanan terhadap kepentingan umum/negara harus segera digusur.

Masalah Klasik DKI dan usaha penanggulangannya oleh Ahok, yaitu:

Banjir, hujan deras membuat banjir di ibu kota itu biasa masalah yang sudah lama sekali. Masalahnya juga kompleks, namun pada umumnya para pengusaha memaklumi bencana banjir yang sering melanda DKI Jakarta. Para pengusaha tetap mengapreasiasi langkah dari pemerintah pusat khususnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal penanganan banjir. 

Kanal-kanal itu dibeton dimatikan, kemudian juga lebih ada keseriusan Pak Ahok untuk menangani itu semua, namun tidak mungkin diselesaikan dalam satu malam. Sejak Ahok bertugas sebagai gubernur, sudah ada sedikit perubahan. Kerugiannya para pengusaha akibat banjir menurut mereka, lebih sedikit dibandingkan kerugian akibat banjir tahun lalu. Perbaikan-perbaikan yang nyata untuk mengatasi banjir, Di antaranya, memperbaiki banjir kanal dan merelokasi warga yang tinggal di pinggir kanal. Waduk-waduk sudah mulai banyak yang dibersihkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap menormalisasi bantaran-bantaran sungai dan kali agar tidak ditempati oleh pemukim liar. Perbaikan berkala drainase-drainase di seluruh wilayah Jakarta, didahulukan terutama pada daerah yang menjadi langganan banjir.

Macet akut, Kemacetan di DKI sudah memprihatinkan, Terlebih saat jam berangkat dan pulang kerja, mudah ditemukan kepadatan kendaraan di sejumlah ruas utama Ibu Kota, mengular hingga berkilo-kilo meter. Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta, Mulai dari integrasi jalur Transjakarta dengan Kopaja, hingga pemberlakuan contra flow. Sistem transportasi umum terpadu termasuk kerja sama Pemprov DKI dengan PT KAI, kerja sama tata ruang dengan daerah penyangga Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jadebotabekpunjur).

Berbagai terobosan strategis lainnya, misalnya pengaturan pedagang trotoar oleh polisi secara tegas dengan memberi sanksi tilang seketika. Namun demikian, Ahok menginstruksikan supaya para pedagang di trotoar diberi tenggat waktu jualan sampai pukul 7.00 WIB khususnya di sekitar pasar-pasar. Langkah lain, Ahok dalam rencana jangka panjang, menyelesaikan permasalahan pedagang musiman di pinggir jalan, dengan mengosentrasikan pedagang di PRJ Monas sebagai salah satu pusat perdagangan.

Kesemrawutan sistem tata ruang; Kesalahan pembiaran selama 30 hingga 40 tahun menyebabkan permasalahannya bertumpuk. Rumah-rumah yang terbakar itu kebanyakan adalah rumah-rumah di permukiman padat tanpa IMB. Oleh Ahok dicari jalan keluarnya, yaitu dibangun banyak rumah susun.

Ahok melakukan perombakan birokrasi besar-besaran di BPKD, untuk memotong pejabat, pegawai nakal yang sering bermain dalam banyak kasus sengketa tanah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dengan pihak swasta. Ahok juga melakukan bersih-bersih di lingkungan Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) yang dinilai banyak bermain dalam setiap proyek atau pembuatan komitmen.

Kehadiran Ahok diibaratkan pisau bermata dua: Sikap tegasnya membuat permasalahan lama Ibu Kota sedikit demi sedikit terurai. Namun ada sesuatu yang mengganjal dalam persoalan kepemimpinan Ahok di DKI, yaitu sifatnya Ahok yang tanpa tedeng aling-aling membuat Ahok tak banyak mendapat simpati.

Ahok juga dipenuhi berbagai hambatan bukan saja secara sosial tetapi yang sangat fatal adalah hambatan politis tekanannya yang dialami Ahok sangat besar, tapi secara yuridis juga banyak perdebatan, ditambah lagi dengan penolakan dari sejumlah organisasi massa sehingga sangatlah besar hambatan yang dihadapi Ahok.

Ahok telah menjadi salah satu aktor utama yang membuat demokrasi kita sangat kompetitif, semarak, menyenangkan, dan penuh gairah. Kita harus bangga dengan demokrasi kita kini. Meski selalu penuh ketegangan, selalu berakhir dengan damai dan saling pengertian. Ahok merupakan salah satu tokoh penting yang ikut menciptakan kondisi ini masyarakat dan ketegasan Ahok, secara umum berbanding 50 - 50. Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan Jakarta Baru. Ahok masih sangat diperlukan karena keberaniannya dan kenekatannya serta kemampuan otaknya yang berlebih jauh diatas rata-rata. Dengan kata lain DKI membutuhkan hanya orang sekaliber Ahok, yang bermental berani atau orang yang urat takutnya sudah putus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun