Jokowi memang bukan Trah Soekarno akan tetapi jiwanya sudah sangat Soekarno , melebihi, Puan Maharani bahkan melebihi Megawati Soekarnoputri.
Kehadiran Jokowi ini bagaikan petunjuk anugrah Tuhan yang akan membayar semua harapan besar kalangan petani, buruh, nelayan, pedagang, pegawai negeri, angkatan muda, para guru, dosen, dan pengusaha, inilah pemimpin yang sebenarnya dan sangat diidamkannya yang bukan trah Soekarno namun membawa semangat dan jiwa Soekarno.
Apa yang di ramaikan orang akan hadirnya pemimpin yang menyejukan dan mengayomi “Berbudi Bowo Leksono”bagaikan juru penyelamat memberi kesegaran baru dalam PDIP dan khususnya kepada masyarakat Indonesia, adalah benar.
Ia tidak membawa kharisma Soekarno , tetapi membawa rohnya Sukarno, terbukti dalam kapabilitas politiknya yang sangat terbatas Jokowi telah mampu menghadapi dinamikan politik yang muncul sejak dirinya menjadi Presiden RI ke 7 .
Secara perlahan tetapi semakin kuat Jokowi dapat menyelesaikan masalah dan kemelut berbagai partai politik memberikan angin perdamaian kepada mereka yang berkonflik . Keberhasilan mendamaikan PPP, GOLKAR yang hampir saja tercerai berai.
Dengan kewaskitaannya Jokowi mampu menjembatani dan memanajemanimereka yang berkonflik . Disamping itu Jokowi mampu meredam dengan damai internal PDIP semula terjadi manuver-manuver melalui pernyataannya yang menohok dirinya, dan akan membahakan Partai dan koalisinya.
Praktis suara yang akan melengserkan dirinya dari suara internal PDIP, praktis tak terdengan lagi. Cara pendekatan historis dan sosial dan budaya dan politis, dari Jokowi inilah yang pada akhirnya PDIP tetap solid, tidak lagi terdengat suara dari kader PDIP yang miring.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H