Penghayatan dan pengamalan Pancasila angota-angota FPI (Front Pembela Islam) ternyata sangat bagus. Sila demi sila diuraikannya dengan benar tepat. Setiap anggota FPI pasti mengetahui bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama dari Dasar Negara Republik Indonesia, yang menurut mereka adalah terjemahan kalimat tauhid “ Tidak ada Tuhan Selain Allah”.Merekapun dapat menjelaskan makna yang terkandung didalamnya, bahkan sedemikian lancarnya mengurai arti dari setiap sila. Tak disangka FPI sangat membela NKRI berdasarkan Pancasila.
FPI meyakininya bahwa Pancasila, terutama sila pertamanya yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, sangat sesuai dengan syariat Islam. Indonesia adalah satu-satunya Negara di dunia yang mempunyai dasar Negara “ Tuhan Yang Maha Esa”
FPI adalah sebuah organisasi Islam termasuk organisasi Islam Ahlus Sunnah Waljamaah, yang berdiri sejak berakhirnya pemerintahan ORBA. Sesuai dengan namanya, FPI didirikanuntuk menegakan amar ma’ruf nahi munkar dengan arahan dan bimbingan ulama-ulama dan aktivis muslim. Semangat jihat sangat tertanamkuat pada setiap anggota FPI. Kesadaran untuk menciptakan masyarakat yang Baldatun Toyibatun Warobun Ghofur demikian tinggi, ini dapat dibuktikan partisipasi aktif hampir setiap kegiatan kemanusiaan di seluruh Indonesia, tanpa pamrih apapun. Semata-mata karena niat yang ikhlas untuk mencari keridhan Allah SWT semata. Peran Ulamanya memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan pemahaman dan penguatan untuk melakukan perbuatan baik yang dimulai dari diri pribadi, berani untuk menyampaikan pendapat yang benar, serta memiliki keberanian untuk menegakannya.
Kesadaran akan adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa, menjadikan FPI bertekad untuk berjuang memperbaikinya. Timbulnya banyak kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan, menjadikan FPI harus bangkit membela kaum muslimin. Kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummatnya harus terus diperjuangkan.
FPI dan Kemanusiaan
Sebagai organisasi keagamaan, maka perjuangan yang bersifat kemanusiaan, sangatlah diutamakan. Contohnya dalam menghadapi korban akibat bencana alam. Pada peritiwa tsunami Aceh yang terjadi pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004, peran FPI sangat besar, segera memberi bantuan distribusi makanan, obat-obatan, serta pakaian. Tidak ketinggalan perbaikan Mushollah. Penggalangan dana untuk bantuan berjalan lancar. Berbulan-bulan ratusan relawan FPI membantu korban gempa bumi di Aceh.Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat terhadap Posko Relawan FPI lebih besar dibandingkan Posko-Posko yang lain.
Peristiwa banjir, kebakaran, di daerah maupun di Ibukota, yang berulang-ulang tidak menjadikan rasa bosan para relawan FPI, selalu peduli memberikan bantuannya dengan sukarela. Tidak menerima upah, malahan kadang harus tombok, untuk mensedekahkan sebagian rizkinya kepada para fakir yang sedang tertimpa musibah.
FPI terjun langsung ke daerah bencana memberikan bantuankepada korban gempa Merapi, gempa Padang, gempa Jabar, Situ Gintun , bencana gunung Kelud, dll.
Ikut aktif dalam bantuan kemanusiaan di luar negeri. Contohnya: FPI juga memberikan bantuan ke Gaza, Palestina, dengan jumlah yang cukup besar untuk ukuran FPI berupa berbagai kebutuhan makanan, obat-obatan, serta pakaian termasuk sarung dan selimut.
FPI dan Nasionalisme
Semangat Nasionalisme, anggota FPI sangat besar, tanpa pamrih, karena dijiwai semangat jihad, untuk mempertahankan kehormatan serta kewibawaan bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia. FPI pasti bersedia tampil paling depan, untuk menghadapi Imperialisme, dan Kolonialisme, yang coba-coba hendak merendahkan martabat bangsa Indonesia. Tidak peduli yang dihadapinya Negara-negara adi daya seperti Amerika Serikat, Inggris dan sekutunya.
FPI sangat menjunjung tinggi konstitusi UUD 45. Oleh sebab itu mempertahankan NKRI adalah merupakan kewajiban bagi semua anggota FPI.Musuh FPI adalah segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk korupsi, narkoba, pelacuran, kemaksiatan, dan segala bentuk kebatilan-kebatilan yang lainnya. Lesbianisme, kapitalis, premanisme, dll.
"Banyak yang menghujat FPI, dengan bermacam hujatan, tetapi mereka lupa, bahwa jiwa dan sikap tindakannya tidak berbeda dengan bangsa kolonial, bangsa penjajah, meskipun mereka gembar-gembor mendeklarasikan diri mereka sebagai anti kolonialisme, akan tetapi tindakan dan perilakunya persis bangsa kolonial. Jiwa kepahlawanannya sangat rendah, maunya hidup enak, walaupun dengan cara korupsi, mencuri kekayaan alam Indonesia, tetapi sebenarnya cara berpikirnya kolonial, memperlakukan bangsanya sendiri sebagai budak.
Semangat nasionalismenya yang tinggi, mendorong FPI untuk aktif memberikan saran dan masukan kepada pemerintah baik Sipil maupun Militer, POLRI, agar lebih waspada terhadap Negara-negara pemberi bantuan. Lembaga donor asing, keberadaannya merusak kepribadian Indonesia, merusak generasi muda tunas bangsa, menularkan faham-faham sesat, liberalime politik, kebudayaan, sampai pada agama. Pola hidup konsumtif, maksiyat pornografi, narkoba, korupsi, mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Bahkan bangsa Indonesia diujadikan sapi perahan, exploitation delomparlom“. Bangsa Indonesia tidak mudah diadu domba antar pemeluk agama, antar suku. Kalangan pemuda, petani, nelayan, buruh pegawai swast/negeri, semuanya bersatu padu, gotong royong, melawan dominasi asing, dengan satu tujuan, sebagaimana yang diamanat Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H