Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PAN Bakal Dikuasai Dinasti Amien Rais?

1 Maret 2015   21:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walaupun sudah menyandang Kiai Haji, dan dikenal sebagai sesepuh PAN tetapi wataknya persis seperti orang awam pada umumnya yang kurang pendidikan, tidak ngerti baca tulis. Jadi Yang pantas untuk disandangnya untuk Amin adalah bukan Pinisepuh, tetapi si Sepah, atau si Sepih. si Sepah artinya ampas yang harus dibuang, sedangkan si Sepih, adalah ampas yang yang sudah basi.

Amin Rais itu bapaknya reformasi, begitulah kebanyakan masyarakat menyebutnya, seorang Reformator yang memperjuangkan kehidupan demokrasi. Akan tetapi dengan berkampanye untuk besannya, berarti Amin dalam lingkup PAN tidak Reformis.

Amin masih tergoda untuk membentuk sistim dinasti Partai politik, keberpihakan, yang sudah sangat jelas bertentangan dengan semangat reformasi dan demokrasi, bertentangan dengan keadilan.

Alasan Amin hanya dibuat-buat, membuat semua kader PAN dibuat bingung, bagaimana mungkin untuk menyelamatkan PAN harus melakukan kampanye untuk Sang Besan.Apakah ketidak hadiran Amin Rais akan membuat kekacauan Konggres PAN?

Jadi apa hubungannya Pak Amin? Apakah Amin Rais akan memilih perjalanan hidup seperti seorang pendita Sokalima, dia adalah Durna, atau Sang Resi Kumbayana. Demi mengejar pangkat dan harta seta kemewahan dan gengsi keluarga, Durna berlaku tidak adil.

Menyimpang dari tata laku seorang Brahmana. Padahal dalam sumpahnya didepan para leluhur Hastina, Kumbayana menyampaikan sumpahnya akan berlaku adil terhadap wangsa Kuru, baik untuk keluarga Hastina maupun untuk keluarga Pandawa.

Akan tetapi apa yang terjadi? Resi Kumbayana telah nekad melanggar sumpahnya, melanggar komitmennya untuk menjadi pelindung wangsa Kuru, Durna berbalik berpihak kepada Duryudahana untuk menduduki tahta Hastina.

Inilah awal kehancuran Hastina dalam Bharatayuda, penyebabnya adalah karenasikap seorang sesepuh resi Kumbayana, orang yang dituakan, orang yang dianggap sudah mencapai derajat Brahmana, resi, berani berlaku tidak adil.

Berkaitan dengan itu tidak menutup kemungkinan peristiwa tersebut dapat juga menimpa masa depan PAN, semua itu akibat ulah Prof DR KH Amin Rais, seorang yang sudah mencapai maqam Kiai Haji, seorang Profesor, pinisepuh PAN, tetapi tidak dapat menempatkan dirinya sebagai pinisepuh PAN.

Bahkan yang lebih gila ia ingin membangun sebuah PAN sebagai sebuah Dinasti Partai, Dinasti Amin Rais, yang akan mensejajarkan dengan PDIP dan Demokrat yang sudah terlebih dulu membentuk Dinasti Partai. Pikir Amin langkah awal yang paling tepat adalah ia harus berpihak kepada Besannya si Zulkfli Hasan.

Semoga saja nasib PAN tidak sama dengan Hastinapura, akibat ulah Guru Besar Kumbayana dari Sokalima, semoga saja PAN tidak malah mengalami kemunduran bahkan kehancuran, akibat campur tangan KH Amin Rais.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun