Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ahok Jebloskan Pimpinan DPRD DKI ke Istana Lapas Ciangir

2 Maret 2015   16:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:17 2642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_400461" align="aligncenter" width="624" caption="Basuki Tjahja Purnama menjelaskan bahwa ada sekitar 12,1 Trilyun dana siluman di APBD DKI Jakarta (Kompas.com)"][/caption]

Ahok sedang menghitung-hitung manfaat dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun, dalam benaknya segera terobsesi untuk membangun Lapas bertaraf Internasional yang dilengkapi dengan semua fasilitas penunjang kebutuhan hidup modern, semua fasilitas tersedia disana, bak sebuah Istana, memang sesungguhnya akan dibuatkan sebuah Istana Lapas.

Dari hasil rancang bangun AHok, lapas ini diperuntukan khusus untuk para koruptor yang berasal dari DPRD DKI, lalu apa saja yang dapat kita ketahui tentang obsesi AHok untuk pembangunan Istana lapas itu. Sebuah Istana Lapas yang menempati wilayah sangat luas, akan tetapi akan dibuat terisolasi dari dunia luar, terpisah dengan dunia terang.

Hebaaat ide yang cemerlang yang dibuat Ahok. Istana Lapas, berada dalam jarak yang jauh, jauh sekali dengan dunia yang kita diami saat ini. Jarak yang jauh artinya mereka tak dapat berkomunikasi dengan hati, karena mereka sudah kehilangan hati, sudah kehilangan nurani.

Mereka dibuat selalu berada di dalam Istana yang merupakan dunia gelap. Wilayahnyapun khusus tak sembarang manusia dapat masuk kedalamnya. Lalu Ahok dengan Dana sebesar Rp 21,1 Triliun caranya sengaja ingin menginak bobokan penghuni Istana lapas yang sekarang sudah menjadi alam yang serba gelap pada diri mereka.

Didalam Istana Lapas itu tak ada penerangan satu buah lampupun, karena lampu yang ada telah mereka matikan untuk selamanya, yaitu lampu mata hati. Lampu Mata Hati atau lampu hati nurani akan mati dengan sendirinya ketika para pemilik lampu memakan harta haram. Harta haram yang diperoleh dengan cara merampok uang negara atau uang rakyat.

Kini para perampok masih hidup bebas, mempermainkan APBD dengan kekuasaan politik di DPR secara berjamaah, saat sekarang sedang bersuka ria menikmati dana siluman hasil jarahan uang rakyat. Calon penghuni Istana lapas Ciangir, tidak lain adalah para anggota DPRD yang rakus pemakan harta haram.

Mereka terdiri atas para rajanya dana siluman yang sudah bertahun-tahun mengatur menginterogasi, memaksa, SKPD-SKPD, agar memasukan usulan-usulan bermacam titipan item anggaran sehingga prioritas anggaran menjadi terbengkelai, karena selalu dijegal dengan adanya anggaran siluman itu.

Tidak masuk akal sehat, sangat mahal dan manipulatif, pengadaan buku trilogi Ahok senilai Rp 30 miliar dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2015 menurut hasil interogasi adalah bukan usulan Dinas, semua itu murni usulan DPRD. Sebab, dalam pembahasan di tingkat komisi, tidak ada kegiatan seperti itu.

Permainan tingkat tinggi memanipulasi APBD sehingga muncul Anggaran siluman tidak lepas dari petinggi ketua dan para wakil ketua DPRD DKI. mereka adalah Prasetyo Edi Marsudi, M Taufik, Haji Lulung, Triwisaksana. Apakah mereka ini kelak akan terlibat dan akan dijadikan tersangka?

Penyelidikan berjalan terus dari KPK, Kepolisian, Kejaksaan, sebagai balasan AHok kepada anggota Dewan yang melayangkan hak angketnya kepada Gubernur DKI AHok. Jika DPRD dengan gayanya yang seolah meyakinkan melayangkan Angket, maka Ahok dengan PEDE-nya mengerahkan KPK, POLRI, Kejaksaan, untuk melakukan penyelidikan kepada anggota Dewan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun