PERKEMBANGAN TERKINI DAN HIMBAUAN TERKAIT
PENYEBARAN “MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME” (MERS-CoV)
DI WILAYAH ARAB SAUDI
1. Virus MERS-Cov adalah varian virus corona yang terdeteksi pada bulan April 2012 di Arab Saudi dan dalam beberapa bulan terakhir terus menyebar dan menginfeksi banyak orang di Arab Saudi.
2. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Arab Saudi, sejak September 2012 s.d 8 Mei 2014, jumlah terinfeksi virus MERS-CoV adalah sebanyak 449 kasus, dimana 121 di antaranya berakhir dengan kematian.
3. Terjadi peningkatan jumlah terinfeksi MERS-CoV yang cukup signifikan sejak pertengahan April 2014 hingga sekarang, dimana dalam kurun waktu tersebut, tercatat sebanyak 257 kasus terinfeksi dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 55 orang sejak 13 April 2014.
4. Sejauh ini tercatat 17 negara/kewarganegaraan yang dilaporkan terkena kasus MERS-CoV selain Arab Saudi, yaitu: UAE (51 kasus), Jordan (8), Qatar (11), Oman (4), Kuwait (4), Tunisia (4), Yaman (1), Perancis (3), Jerman (3), Italia (3), Inggris (7), Yunani (1), Mesir (1), Amerika Serikat (1), Filipina (18), Malaysia (1), dan Indonesia (1).
5. Satu WNI a.n. Nurhayati Ahmad Amin (muqimin di Jeddah, Arab Saudi) yang terinfeksi MERS-COv telah meninggal dunia pada tanggal 27 April 2014 lalu di Jeddah dan telah dimakamkan di Makkah.
6. Penyebaran MERS-CoV di Arab Saudi tercatat di hampir seluruh wilayahnya, meliputi: Riyadh, Al-Ahsa, Provinsi Timur (Dammam), Wadi Dawasir, Hafar Albatin, Al-Qassim, Jeddah, Makkah, Madinah, Thaif, Bisha, Najran dan Aseer.
7. Gejala umum penyakit yang ditimbulkan virus ini adalah seperti flu pada umumnya: demam, batuk yang juga disertai dengan kesulitan bernafas.
8. Terkait penyebaran MERS-CoV, para ahli menduga penyebarannya sama dengan corona virus lainnya, yaitu:
• Penularan langsung lewat cairan penderita yang batuk/bersin
• Penularan tidak langsung melalui sentuhan benda-benda yang terkontiminasi virus
• Kontak langsung dengan penderita
9. Sejauh ini belum ada/belum ditemukan vaksin yang dapat digunakan untuk membunuh virus tersebut.
10. Sampai saat ini, Pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan larangan bagi siapapun untuk berkunjung ke Arab Saudi guna melakukan umroh. Namun demikian, Pemerintah Arab Saudi menghimbau kepada mereka yang telah lanjut usia (diatas 65 tahun), anak-anak, wanita hamil dan pemilik riwayat penyakit kronik seperti Diabetes Melitus, penyakit jantung paru kronik, gangguan ginjal dan penyakit kroniknya lainnya, agar menunda niat perjalanan umrohnya, sambil mengikuti terus perkembangan terkait MERS-CoV.
11. KBRI Riyadh senantiasa menghimbau kepada segenap WNI yang berada di Arab Saudi, baik karena bermukim/bekerja maupun sedang melaksanakan umroh agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Menunda pelaksanaan umroh/haji terutama bagi mereka yang kurang sehat, rentan terhadap MERS-CoV dan memiliki riwayat penyakit kronik.
• Menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• Sering membersihkan tangan dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
• Segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas (sesak nafas, atau nafas pendek).
• Melindungi diri dan orang lain dari penyebaran kuman-kuman dan penyakit yang menyerupai influenza dengan mempraktekkan etika batuk dan bersin yang baik, menutup mulut dan hidung dengan tangan atau tissue saat batuk/bersin, dan membuang tissue sesegera mungkin ke tempat pembuangan sampah.
• Upayakan untuk menghindari kontak dengan orang sakit.
KBRI Riyadh, 8 Mei 2014
Sumber: Pensosbud KBRI Riyadh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H