“Saya sudah mengabarkannya. Mereka yang tidak mau.”
“Tidak mungkin ada begitu banyak orang yang tidak mau sekantung emas Cuma-Cuma. Pengawal ambilkan aku telepon.” Pengawal mengambilkan telepon. Pada saat itu sudah ada telepon namun hanya ada di tempat pemerintahan. Dan telepon itu sering tidak berfungsi maka raja lebih sering menitipkan pesan. “Belabelabela, coba kau telepon kepala desamu dan yakinkan mereka apa mereka tidak mau emas Cuma-Cuma ini.”
“Baiklah….halo…Belabelabela… benar tidak mau emas?… ya sudah… Anda dengar kan, Tuan? Raja mendengarnya karena suara telepon itu lumayan keras. Raja mendengar kalau memang orang-orang di sana tidak mau.
“Ya, aku mendengarnya. Hm… Baiklah Belabelabela, karena tidak ada penduduk desamu yang datang pada hari ini kecuali kamu. Maka, seluruh kantung emas yang aku siapkan ini akan aku berikan padamu.”
Maka Bela dibantu pelayan-pelayan kerajaan untuk mengemasi emas-emas, menurunkannya dari kereta kuda, dan memasukkan emas-emas itu ke dalam rumah Bela. Penduduk hanya mengutuki diri sendiri ketika melihatnya.
Setelah kamu baca cerita ini, jangan beranggapan kalau berbohong itu bikin untung lho. Tapi Kepercayaan kamu terhadap seseorang yang bisa merugikan kamu atau menguntungkan kamu. Emang sih, percaya sama orang yang baru saja berbohong atau memang sering berbohong itu susah. Tapi itu kan nggak berarti orang yang suka berbohong atau baru berbohong nggak punya kesempatan untuk dipercayai orang lain.Gitu juga sebaliknya. Gampang banget percaya sama orang yang belum pernah ketahuan bohong, tapi itu nggak menutup kemungkinan kalau orang itu ternyata berbohong besar atau banyak kan, cuman nggak ketahuan aja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI