(puisi ngarang sendiri..hehe)
Idealisme vs Realisme
Ada kedai yang memegang idealisme dalam teknik penyeduhan, misalnya hanya menggunakan teknik manual brewing saja, membuat espresso atau latte saja juga manual. Banyak rasionalisme kenapa pemilik kedai tidak mau pakai mesin espresso, mulai dari idealisme diri sampai persoalan biaya. Ada juga yang idealis memakai kopi-kopi dari petani Indonesia saja (which is saya suka ini), gak mau pakai kopi impor. Atau malah ada juga kedai yang hanya memakai kopi lokal daerahnya saja. Bahkan ada kedai yang hanya menjual minuman kopi murni saja, tidak ada menu makanan!
Kedai-kedai seperti itu saya sebut sebagai "Idealis". Mereka memiliki keinginan untuk delivering filosofi dan idealisme kopi mereka kepada pasar (konsumen). Tidak menjual apapun yang laku, tapi menjual apa yang mereka sukai.
Di sisi yang lain, beberapa kedai kopi memiliki konsep yang berbeda. Mereka memilih untuk tidak hanya menjual kopi murni saja, tapi juga berbagai menu kopi yang lain, seperti latte, afogato, serta menu makanan. Kedai-kedai seperti ini yang saya sebut "Realis". Mereka merespon apa yang diminta pasar, menjual apa yang laku dijual, tapi tetap memperhatikan kualitas. Artinya, kopi yang dijual bukan asal kopi, tapi memang kopi dari biji berkualitas dan diseduh oleh tangan terlatih, rasanya tentu saja juga enak.
Nah, sebenarnya ada 1 lagi konsep usaha kedai kopi yang belakangan banyak terdengar di berita atau sosial media, yaitu konsep kedai kopi rumahan. Sesuai namanya, tempatnya adalah di rumah sendiri. Mendesain rumah menjadi sebuah kedai kopi. Pengalaman ngopi yang diberikan pada pelanggan cukup unik, karena akan merasa seperti ngopi di rumah sendiri.
Biasanya konsep seperti ini cukup sederhana, tidak ada peralatan seperti mesin espresso yang mahal atau pun mesin grinder yang mewah. Sederhana tapi soal rasa, kopinya juga enak, karena memang mereka menggunakan biji kopi berkualitas yang diperoleh dari para roastery handal atau pun bisa jadi roasting sendiri. Saat di Yogyakarta dan Jember saya sempat mencoba kedai kopi dengan konsep seperti ini.
Dampak Baik Untuk Petani Kopi Indonesia
Antusiasme masyarakat Indonesia, khususnya di tanah Jawa dan Bali akan semakin besar dan terus meningkat. Permintaan terhadap biji kopi berkualitas akan meningkat secara cepat. Dampaknya, petani sebagai rantai pertama pemasok kopi akan mendapat banyak pilihan untuk menjual kopinya. Harga kopi akan membaik seiring membaiknya proses paska panen yang dilakukan oleh petani. Para penikmat kopi di Indonesia tidak lagi menjadi pembeli kopi luar negeri, karena kopi yang ditanam oleh petani kita sendiri sudah berkualitas tinggi dan menghasilkan cita rasa luar biasa nikmat.