Bersamaan dengan rintik hujan dan petir yang kadang kala menyambar-nyambar di luar sana, saya teringat dengan postingan menarik Daeng Indra di akun Facebooknya. Menceritakan tentang pengalamannya bersama supir taksi ketika terkena tilang oleh Pak Polisi.
Tilang, kata itu sungguh tak mengenakkan untuk didengar. Tak seenak dan semerdu kicauan burung kutilang. Melainkan sangat jauh berbanding terbalik entah berapa derajatnya.
Petir semakin menyambar-nyambar di luar sana. Di kamar yang saat ini hanya ada saya sendiri, ditemani dengan kipas angin yang tetap berputar meski diluar sedang hujan. Mengiringi pencarian tulisan itu, kurang lebih dua minggu sudah terpendam diantara status-status Facebook saya yang terbaru.
Teman-teman pembaca sekalian dan para facebooker, mungkin anda juga sudah pernah membacanya, karena postingan itu lumayan banyak dishare oleh para facebooker lain. Isinya memang sungguh sangat bermanfaat.
Mengenai apakah postingan itu sudah pernah dibahas di blog, twitter, milis, forum, atau sosial blog seperti ini, saya belum pernah menemukannya. Maka dari itu, saya hendak memulai dengan tulisan ini.
Berikut postingan dari dari Daeng Indra.
*********
PERHATIKAN INI TRIK KENA TILANG
Hai temen- Temen semoga bermanfaat : Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi. Polisi (Pol) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?
Sopir ( Sop ) : Baik Pak?
Pol : Mas tau..kesalahannya apa? Sop : Gak pak Pol : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang, lalu menulis dengan sigap Sop : Pak jangan ditilang deh, wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana, kalo ada pasti saya pasang Pol : Sudah, saya tilang saja, kamu tau gak banyak mobil curian sekarang? (dengan nada keras !! )
Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , inikan bukan mobil curian! Pol : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH)
Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yg warna BIRU aja Pol : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!
Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku? Pol : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU. Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu Gak bisa. Kalo kamu gak mau kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot). Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)
Dalam hati saya , berani betul sopir taksi ini.
Pol : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas! Sop : Siapa yg melawan! Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan yang gak mau ngasih. Pol : Kamu jangan macam-macam yah. saya bisa kenakan pasal melawan petugas! Sop : Saya gak melawan! Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku. Gini aja pak saya foto bapak aja deh kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP). Wah, wah hebat betul nih sopir . berani, cerdas dan trendy (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.
Pol : Hey! Kamu bukan wartawankan! Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu). Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskanshoot pertama (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi). Pol 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu. Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya). Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi Pol 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta) Sop: Gak sama saya pak?. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang) Pol : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal) Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp..30.600 sambil berkata, nih kamu bayar sekarang ke BRI, lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu. Sop : (Yes!!) Ok pak ..gitu dong kalo gini dari tadi kan enak Kemudian si sopir taksi segera menjalankan kembali taksinya sambil berkata pada saya. Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya ... mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan. Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata. Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu. Untung saya paham macam2 surat tilang. Tambahnya, Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum! Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang... Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang. SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang.
You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA. Info ini beritahukan teman, saudara sama keluarga Anda. Berantas korupsi dari sekarang.....
*********
Secara konten, anda sudahlah pasti bisa menangkapnya dengan sempurna. Informasinya memang dikemas apik dan sangat ringan untuk dibaca, karena berformat tanya-jawab.
Yang sangat memukau saya sendiri secara pribadi. Ada hal penting diluar konten yang menarik untuk dicermati. Bagaimana tidak, seorang warga biasa bisa menyuguhkan informasi secara cerdas. Bisa dibilang ini hasil liputan eksklusif, dan belum tentu jurnalis professional menemukan hal seperti ini. Informasi seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh publik.
Meski hasil liputan ini mengandung banyak unsur keberuntungan dan kebetulannya, yaitu kebetulan Daeng Indra mengalami kejadian seperti itu. Namun yang sangat perlu untuk diapresiasi adalah kemauan Daeng Indra untuk membagi pengalamannya. Disadari atau tidak Daeng Indra telah menjadi seorang jurnalis warga. Dia telah melakuakan kegiatan jurnalisme warga atau Citizen Journalism.
Menjadi pembelajaran bagi kita semua. Marilah, saat ini siapa saja, setiap orang meski warga biasa, anda bisa menjada pewarta atau jurnalis. Sampaikan apa yang anda lihat dan ketahui kepada publik. Sekecil dan sesingkat apapun informasi yang anda sampaikan tetap akan berarti bagi publik sebagai pengkayaan informasi.
Jadi, yuk menjadi jurnalis warga dan mari berbagi.
Oke..salam berbagi.
Imam FR Kusumaningati
Penulis buku “Jadi Jurnalis Itu Gampang!!!
Serba-serbi tentang Citizen Journalism
dan panduan praktis menjadi Citizen Journalist untuk pemula
(http://imamfrkusumaningati.wordpress.com/mybook/).
E: imamfrkusumaningati@gmail.com
FB: Imamfr Kusumaningati
T: @tigabelase
B: imamfrkusumaningati.wordpress.com
kesekolahlagi.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H