Menjadikan Neurodiversitas (ADD, Disleksia, ADHD, Disgrafia) sebagai Aset Berharga dalam Sekolah, Pekerjaan, dan Kehidupan
Aku tumbuh dalam dunia yang selalu menilai kecerdasan dari seberapa cepat seseorang bisa membaca, menulis, atau berhitung. Sebagai seorang dengan disleksia dan ADHD, aku sering kali merasa seperti anak yang tertinggal di belakang. Aku bukanlah siswa yang bisa dengan mudah menghafal rumus matematika atau menyalin catatan panjang dengan rapi. Namun, aku punya cara berpikir yang berbeda aku melihat pola yang orang lain lewatkan, aku punya ide-ide liar yang sering kali dianggap tidak biasa.
Bagi banyak orang, memiliki kondisi seperti disleksia, ADHD, atau disgrafia adalah sebuah kelemahan. Namun, aku belajar bahwa neurodiversitas bukanlah sebuah kekurangan ini adalah kekuatan. Aku hanya perlu menemukan cara untuk menggunakannya dengan maksimal.
Dalam dunia pendidikan dan pekerjaan, sistem yang ada sering kali tidak memberikan ruang bagi orang-orang seperti kita. Kita dituntut untuk "menyesuaikan diri," untuk berpura-pura bisa berfungsi seperti yang lain. Namun, berpura-pura hanya akan menguras energi dan menghilangkan esensi diri kita yang sebenarnya.
Aku pernah mencoba "fake it till you make it," berpura-pura tidak memiliki kesulitan membaca, berusaha menyembunyikan ketidakmampuanku menulis dengan rapi, atau memaksa diri untuk tetap diam meskipun pikiranku terus berputar seperti pusaran air. Hasilnya? Aku hanya merasa semakin lelah dan kehilangan jati diri.
Saat aku mulai menerima dan memahami diriku sendiri, segalanya berubah. Aku berhenti melihat disleksia dan ADHD sebagai penghalang, melainkan sebagai alat yang membantuku berpikir lebih kreatif, menemukan solusi di luar kebiasaan, dan memahami dunia dengan cara yang unik. Aku tidak perlu menjadi seperti orang lain, aku hanya perlu menjadi versi terbaik dari diriku sendiri.
Untuk bisa sukses di dunia yang masih belum sepenuhnya memahami neurodiversitas, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
- Kenali Diri Sendiri, Â Pahami bagaimana otak kita bekerja. Setiap individu neurodivergen memiliki cara belajar dan bekerja yang unik. Temukan strategi yang paling cocok untukmu.
- Komunikasikan Kebutuhanmu , Jangan takut untuk berbicara dengan guru, atasan, atau rekan kerja tentang apa yang kamu butuhkan agar bisa bekerja lebih efektif. Jika kamu perlu catatan dalam bentuk audio atau lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas, katakanlah.
- Gunakan Alat Bantu, Â Teknologi bisa menjadi teman terbaik kita. Gunakan aplikasi text-to-speech, agenda digital, atau alat bantu lainnya untuk membantu dalam belajar dan bekerja.
- Fokus pada Kekuatan, Bukan Kelemahan, Â Jangan hanya terpaku pada apa yang sulit bagimu. Temukan bidang di mana cara berpikirmu yang unik bisa menjadi keunggulan.
- Jangan Bandingkan Diri dengan Orang Lain, Â Setiap orang punya kecepatan dan jalannya sendiri. Yang penting bukan seberapa cepat kita mencapai sesuatu, tetapi bagaimana kita terus berkembang.
Sebagai seseorang yang pernah menjadi anak dengan kebutuhan khusus, aku ingin berbagi pesan untuk para orang tua: anak-anak kita tidak rusak, mereka hanya berbeda. Berikan mereka ruang untuk tumbuh sesuai dengan cara mereka sendiri. Jangan paksa mereka masuk dalam standar yang tidak sesuai dengan pola pikir mereka.
Dukung mereka dengan memberikan akses ke alat bantu yang sesuai, bimbing mereka dengan kesabaran, dan yang paling penting, tunjukkan bahwa mereka diterima dan dicintai apa adanya.
Aku adalah bukti bahwa anak dengan disleksia dan ADHD bisa bertahan, berkembang, dan bahkan sukses. Aku bukan seseorang yang harus "diperbaiki." Aku hanyalah seseorang dengan cara berpikir yang berbeda, dan perbedaan itu adalah aset, bukan penghalang.
"Kamu tidak perlu menjadi seperti orang lain untuk sukses. Kamu hanya perlu menemukan cara terbaik untuk menjadi dirimu sendiri."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI