Saat Usia 9 Tahun, diagnosis Disleksia - ADHD mengubah hidup saya secara drastis. Sebelumnya, saya adalah seorang pemula yang penuh semangat namun sering kehilangan arah.Â
Saya memulai berbagai proyek dengan gairah besar hanya untuk berhenti di tengah jalan karena kehilangan motivasi.
Siklus ini meninggalkan saya tenggelam dalam keraguan diri, rasa malu, dan kecemburuan terhadap orang lain yang tampaknya bisa "berusaha lebih keras" dan mencapai hasil.
Saya bertanya-tanya, apa yang salah dengan saya? Mengapa saya tidak bisa memaksa otak saya untuk bekerja seperti orang lain? Jawaban itu datang melalui pemahaman mendalam tentang ADHD: bukan soal berusaha lebih keras, melainkan membuat segala sesuatu lebih mudah.
Setelah membaca berbagai literatur ilmiah tentang ADHD, saya menemukan bahwa otak saya bekerja secara berbeda. Kami yang hidup dengan ADHD memiliki otak yang terobsesi pada hal-hal yang menarik, bukan penting.
Ketika tantangan kehilangan elemen kebaruan, otak ADHD kita kehilangan dorongan dopamin yang selama ini memotivasi kita. Di titik itulah saya menyadari bahwa saya perlu pendekatan yang berbeda.
Tiga Strategi Mengubah Hidup Saya
1. Bermain pada Kekuatan, Bukan Kelemahan:
Otak ADHD bekerja seperti kamera dengan fokus selektif. Ada area di mana kita unggul luar biasa, tetapi ada pula area yang menjadi kelemahan signifikan.Â