Double Empathy Theory menawarkan harapan untuk masa depan di mana autisme dipahami dengan lebih baik, dan empati menjadi landasan hubungan manusia. Dengan mengadopsi perspektif ini, kita tidak hanya menciptakan dunia yang lebih inklusif tetapi juga merayakan keberagaman sebagai kekayaan bersama.
Apakah kita siap mengubah cara pandang kita dan menjadikan empati sebagai jalan dua arah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H