Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

ADHD : Lebih dari Sekedar Mudah Teralihkan

28 Desember 2024   09:46 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:47 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"ADHD: Lebih dari Sekadar Mudah Teralihkan"

Belakangan ini, frasa "Saya juga punya ADHD" sering terdengar. Namun, apakah benar memahami ADHD hanya dengan merasa mudah terdistraksi atau memiliki terlalu banyak proyek yang belum selesai? ADHD jauh lebih kompleks dari sekadar gejala yang tampak di permukaan. Diagnosis ini membawa tantangan yang tidak selalu terlihat dan sering disalahpahami oleh orang-orang di sekitar kita.

ADHD adalah gangguan fungsi eksekutif yang berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Fungsi eksekutif mencakup kemampuan dasar yang memungkinkan seseorang untuk mengatur, merencanakan, dan mengontrol diri mereka sendiri. Menurut Dr. Russell Barkley, ada lima hingga tujuh fungsi eksekutif utama yang terganggu pada individu dengan ADHD, termasuk kesadaran diri, pengendalian diri, dan pengelolaan emosi.

Kesadaran diri atau self-awareness adalah kemampuan untuk mengarahkan perhatian pada diri sendiri, memahami apa yang sedang dilakukan, dan mengevaluasi perilaku secara objektif. Bagi individu dengan ADHD, kemampuan ini sering terhambat, sehingga sulit untuk menyadari kesalahan atau mengevaluasi langkah yang tepat dalam situasi tertentu.

Pengendalian diri atau self-restraint adalah kemampuan untuk menahan dorongan atau keinginan yang muncul secara tiba-tiba. Ini bukan hanya tentang menahan diri untuk tidak makan camilan berlebihan, tetapi juga tentang mengatur reaksi emosional dalam situasi tertentu. Bagi seseorang dengan ADHD, hambatan dalam fungsi ini sering kali menyebabkan impulsif yang dapat memengaruhi hubungan sosial dan pekerjaan.

Memori kerja non-verbal (non-verbal working memory) adalah kemampuan untuk memvisualisasikan sesuatu dalam pikiran kita untuk membantu memandu perilaku. Contohnya, membayangkan hasil akhir dari tugas yang sedang dilakukan. Bagi orang dengan ADHD, fungsi ini sering terganggu, membuat mereka kesulitan untuk mempertahankan fokus pada tugas hingga selesai.

Sementara itu, memori kerja verbal (verbal working memory) adalah kemampuan untuk menyimpan percakapan internal. Bagi individu dengan ADHD, percakapan internal ini sering kali tidak konsisten atau terputus-putus, membuat mereka kesulitan merencanakan langkah berikutnya atau mengevaluasi keputusan yang telah dibuat.

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata dan gambar dalam pikiran untuk mengubah cara kita merasakan sesuatu. Ini adalah fungsi penting untuk menjaga keseimbangan emosi. Namun, bagi individu dengan ADHD, tantangan dalam fungsi ini dapat menyebabkan ledakan emosi yang tidak proporsional atau perasaan frustrasi yang berkepanjangan.

ADHD adalah kondisi yang kompleks, dan gejalanya jauh melampaui sekadar mudah terdistraksi atau lupa hal-hal kecil. Tantangan yang dihadapi oleh individu dengan ADHD sering kali tidak terlihat, tetapi sangat nyata. Kesalahpahaman tentang ADHD hanya akan memperburuk stigma yang sudah ada. Sebagai masyarakat, penting untuk meningkatkan kesadaran dan empati terhadap kondisi ini, sehingga individu dengan ADHD dapat mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani hidup dengan lebih baik.

"ADHD is More Than Being Distracted. Don't mistake your productivity 'down day' for actual ADHD; some people are trapped in that state perpetually."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun