Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hyperlexia dan Disleksia : Fonologi Dua Sisi dari Koin yang Sama

24 Desember 2024   12:36 Diperbarui: 23 Desember 2024   20:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan, terlalu sering kita terjebak pada diagnosis dan label. Hyperlexia dan disleksia menunjukkan bahwa otak manusia jauh lebih kompleks daripada sekadar kategori "baik" atau "buruk." Penelitian yang lebih mendalam diperlukan untuk memahami bagaimana kedua kondisi ini saling berhubungan, serta bagaimana kita dapat mendukung anak-anak yang berada di kedua ujung spektrum.

Sebagai pendidik dan penyandang disleksia, saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi untuk berhasil, asalkan kita dapat melihat melampaui kesulitan mereka. Ini bukan tentang memperbaiki anak-anak yang "berbeda," tetapi tentang menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman cara belajar mereka.

"Ketika kita berhenti melihat perbedaan sebagai hambatan dan mulai melihatnya sebagai pintu menuju potensi, kita tidak hanya mengubah hidup satu anak, tetapi juga dunia mereka."

Mari kita bekerja bersama untuk memahami otak yang "sibuk," menemukan kekuatan dalam kelemahan, dan menciptakan dunia di mana setiap anak merasa dihargai, dimengerti, dan dicintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun