Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghadapi ADHD dengan Bijak

10 Desember 2024   13:37 Diperbarui: 7 Desember 2024   18:46 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadapi ADHD dengan Bijak: Kebiasaan yang Justru Memperburuk Kondisi Saya

Ada kalanya hidup seolah memberi ujian tanpa henti. Saya tahu betul bagaimana rasanya hidup dengan ADHD. Terkadang, hari-hari terasa penuh dengan perjuangan, seakan otak saya sibuk berputar-putar, tetapi tubuh dan pikiran saya tak bisa seirama. Sejak usia 11 tahun, saya sudah didiagnosis ADHD. Bukan karena saya nakal, tetapi karena saya cenderung kehilangan fokus dan sering tampak tidak hadir secara mental, meskipun tubuh saya ada di ruang kelas. Hal itu membuat para guru dan orang tua khawatir, akhirnya mengarah pada evaluasi medis.

Pada awalnya, saya merasa lega setelah diagnosis itu. Saya tahu ada alasan di balik segala kesulitan yang saya alami. Tetapi kenyataannya, meskipun sudah mendapatkan penanganan, hidup dengan ADHD bukanlah hal yang mudah. Apa yang saya temukan dalam perjalanan ini adalah bahwa meskipun banyak informasi dan terapi yang tersedia, beberapa kebiasaan saya justru membuat gejala ADHD semakin buruk.

Berikut ini adalah enam kebiasaan yang selama ini saya lakukan, yang tanpa saya sadari, memperburuk gejala ADHD saya:

  1. Kurang Tidur
    Tidur yang cukup adalah fondasi penting bagi kesehatan mental dan fisik. Namun, dengan pola tidur yang buruk---terlambat tidur atau sering terbangun di tengah malam otak saya tidak pernah benar-benar mendapatkan waktu untuk beristirahat. Penelitian terbaru oleh ahli saraf menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memperburuk gejala ADHD dengan memengaruhi kemampuan otak dalam memproses informasi dan mengatur emosi.

  2. Terlalu Banyak Stimulasi
    Sebagai seseorang yang bekerja di dunia yang penuh dengan media sosial, perangkat elektronik, dan berbagai distraksi lainnya, saya sering merasa terjebak dalam siklus stimulasi yang tiada henti. Stimulasi berlebihan dapat memperburuk gejala ADHD, membuat saya semakin teralihkan dan sulit fokus. Ahli psikologi mencatat bahwa orang dengan ADHD lebih rentan terhadap gangguan dari lingkungan sekitar.

  3. Mengabaikan Olahraga
    Sebagai mantan pelatih CrossFit dan seorang atlet, saya tahu betul pentingnya olahraga. Namun, sering kali saya tidak meluangkan waktu untuk berolahraga secara teratur. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat membantu mengatur kadar dopamin, yang sangat dibutuhkan oleh orang dengan ADHD. Tanpa olahraga yang cukup, gejala seperti kegelisahan dan kesulitan fokus menjadi lebih parah.

  4. Terlalu Banyak Kafein
    Sebagai penggemar kopi, saya sering mengandalkan kafein untuk memberi energi saat merasa lelah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kafein dalam jumlah berlebihan justru bisa memperburuk kecemasan dan gangguan tidur pada orang dengan ADHD. Kafein merangsang sistem saraf, yang mungkin terasa membantu untuk sementara waktu, tetapi dalam jangka panjang bisa menambah ketegangan mental.

  5. Tidak Mengatur Waktu dengan Baik
    Salah satu tantangan terbesar bagi saya adalah mengatur waktu. Terlalu sering saya merasa kewalahan dengan banyaknya tugas, dan tanpa sistem yang jelas, saya cenderung procrastinate. Menurut penelitian, kurangnya pengaturan waktu dapat memperburuk gejala ADHD, meningkatkan perasaan tertekan dan tidak produktif.

  6. Menghindari Pengaturan Rutin
    Tanpa rutinitas yang terstruktur, hari-hari saya sering kali menjadi kacau balau. Rutin memberi kejelasan dan membantu otak berfokus pada prioritas. Tanpa rutinitas yang stabil, saya lebih rentan terjebak dalam kebingungannya. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan ADHD sangat diuntungkan dengan adanya struktur dan rutinitas yang teratur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun