Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jika Aku Menjadi Menteri Pendidikan Khusus

23 November 2024   09:07 Diperbarui: 26 November 2024   22:38 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sejumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menempuh pendidikan di SLB Negeri 2 Yogyakarta mengikuti gerakan literasi 15 menit di sekolahnya, Jalan Panembahan Senopati, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Jumat (4/8/2017). (Foto: KOMPAS.com/Teuku Muh Guci S)

Jika Aku Menjadi Menteri Pendidikan Khusus: Mewujudkan Harapan Anak yang Terpinggirkan

Pernahkah Anda melihat seorang anak menatap buku dengan bingung, seolah huruf-huruf di halaman itu menari tak karuan? 

Pernahkah Anda menyaksikan seorang anak yang tak bisa duduk diam di kelas, matanya melompat dari satu sudut ke sudut lain, pikirannya sibuk menjelajah alam semesta? 

Anak itu mungkin tampak seperti masalah bagi sebagian orang terlalu lamban, terlalu gaduh, terlalu berbeda. Tapi tahukah Anda? Anak itu adalah aku. 

Aku, seorang anak dengan disleksia dan ADHD, yang dulu sering dianggap malas, lamban, atau tak mampu. Namun, aku ingin mengatakan dengan lantang: Aku bukan masalah. Aku adalah tantangan yang membutuhkan pemahaman.

Ketika masih kecil, aku sering merasa seperti berada di dunia yang tidak pernah dirancang untukku. Huruf-huruf di buku melompat, berputar, dan menolak untuk tinggal diam, seakan mereka memiliki kehidupan sendiri. 

Di saat teman-teman sebayaku dengan mudah membaca, aku justru berjuang melawan rasa frustrasi dan malu. Saat itu, aku bertanya-tanya, "Apa yang salah denganku? Mengapa aku tidak bisa seperti mereka?" 

Pertanyaan-pertanyaan itu menghantuiku setiap malam, membuatku merasa kecil di dunia yang tampaknya terlalu besar untukku.

Tapi hidup adalah guru terbaik. Aku belajar bahwa aku tidak sendirian. Ada begitu banyak anak di luar sana yang menghadapi tantangan serupa. Mereka yang dicap "bermasalah," "tidak pintar," atau bahkan "tidak layak." 

Seiring waktu, aku menyadari bahwa apa yang mereka butuhkan bukanlah kritik atau hukuman, tetapi seseorang yang melihat mereka dengan mata yang penuh pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun