Pada tahun 1949, June Orton, istri Samuel T. Orton, mendirikan Orton Society, cikal bakal International Dyslexia Association (IDA), untuk melanjutkan penelitian dan advokasi. IDA menjadi salah satu organisasi terkemuka yang mengkampanyekan pentingnya pemahaman dan intervensi dini untuk anak-anak dengan disleksia.
Di Inggris, dekade 1960-an membawa kemajuan besar dengan pembukaan Word Blind Centre di Bloomsbury. Penelitian mulai berfokus pada pendekatan psikologis dan pendidikan, dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Macdonald Critchley dan Tim Miles. Dukungan organisasi seperti British Dyslexia Association dan Helen Arkell Dyslexia Centre memberikan tempat aman bagi anak-anak, orang tua, dan pendidik untuk memahami dan menangani disleksia.
Namun, jalan menuju pengakuan tidak selalu mudah. Disleksia pernah dianggap sebagai "mitos kelas menengah" karena lebih sering didiagnosis pada anak-anak dari keluarga mampu. Sistem diagnostik berbasis perbedaan antara IQ dan kemampuan membaca memperkuat stigma ini, menciptakan kesenjangan akses di kalangan masyarakat.
Laporan Warnock tahun 1978, yang menolak pengakuan disleksia sebagai kategori terpisah, memperlambat kemajuan di Inggris. Hanya setelah perjuangan panjang, pemerintah Inggris pada tahun 1987 mengakui pentingnya disleksia dan kebutuhan intervensi dini.
Perjalanan yang Belum Usai
Kini, 130 tahun setelah istilah disleksia pertama kali diperkenalkan, dunia telah melangkah jauh. Penelitian terus berkembang, dan dukungan terhadap anak-anak dengan disleksia semakin meluas. Namun, tantangan tetap ada. Stigma, mitos, dan kesenjangan akses pendidikan masih menjadi hambatan besar.
Perjalanan ini adalah kisah tentang perjuangan manusia untuk memahami kompleksitas otak dan keunikan manusia. Dari Berlin hingga Orton, dari Word Blind Centre hingga IDA, setiap langkah adalah upaya untuk memastikan bahwa anak-anak dengan disleksia mendapatkan kesempatan yang adil untuk berkembang.
Disleksia bukan sekadar kesulitan membaca. Ini adalah kisah tentang kekuatan, ketahanan, dan potensi tersembunyi yang dapat berkembang ketika dunia mulai melihat lebih dalam. Perjalanan 130 tahun ini mengingatkan kita bahwa setiap anak, meskipun berbeda, memiliki hak untuk bermimpi dan meraih masa depan yang cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H