Saat ini, saya memahami bahwa kecemasan di sekolah adalah bagian dari proses pertumbuhan. Rasa takut itu sebenarnya adalah panggilan untuk menghadapi diri sendiri, untuk menerima kekurangan kita, dan belajar dari setiap pengalaman. Setiap kali saya berjuang dengan tugas-tugas di sekolah, saya juga sedang belajar untuk memperkuat diri. Kelemahan saya di satu area ternyata bisa diimbangi dengan kekuatan di area lainnya. Ini memberi saya pemahaman bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap orang memiliki keunikan serta potensi mereka sendiri.
Kecemasan di sekolah, bagi saya, adalah guru terbaik. Ia mengajarkan bahwa tidak apa-apa untuk merasa takut, namun kita tidak boleh membiarkan rasa takut itu mengendalikan hidup kita. Kita harus terus bergerak maju, meski langkah kita kecil dan penuh keraguan. Pada akhirnya, keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan kemampuan untuk tetap melangkah meski rasa takut itu ada.
Kini, saya melihat kembali pengalaman masa kecil saya dengan rasa syukur. Kegagalan dan kecemasan yang pernah saya rasakan di sekolah telah mengajarkan saya pentingnya ketekunan, kepercayaan diri, dan penerimaan diri. Setiap kali saya merasa terjebak dalam rasa takut, saya ingatkan diri sendiri bahwa saya sudah pernah melalui hal-hal yang lebih sulit, dan saya berhasil melewatinya.
Jadi, untuk siapa pun yang sedang berjuang dengan rasa takut dan kecemasan di sekolah atau di tempat lain, ingatlah: Anda tidak sendirian. Setiap tantangan yang Anda hadapi adalah bagian dari perjalanan Anda menuju menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana. Teruslah berusaha, dan percayalah bahwa di balik setiap kesulitan, ada pelajaran berharga yang menunggu untuk Anda temukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H