Mohon tunggu...
Imam Budiman
Imam Budiman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Selamat Bertambah Usia, Ayahanda Ali Mustafa Yaqub!

2 Maret 2016   15:53 Diperbarui: 4 Maret 2016   07:59 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                --Darus-Sunnah, Waktu Dhuha

 

Pak Kyai, Bahasa Banjar, dan Kaos Mahasiswa

(Darus-Sunnah, 01:13 WIB, Sabtu 12 Oct 2014)

 

Dan pagi tadi, untuk yang kesekian kalinya saya dicegat oleh Pak Kyai di depan Ma’had sepulangnya beliau mengajar dari halaqah fajriyah. Kali ini saya sendirian. Sehabis mencuci baju dan mandi, saya segera kembali bersiap untuk menuju pendopo Mesjid Mughiroh yang terletak tak jauh dari FKIK UIN Syarif Hidayatullah untuk rapat MUSTAHSAN bersama teman-teman BPH yang telah diagendakan pagi tadi.

Awalnya, saya sudah melihat beliau dari depan kamar. Agak ragu untuk turun dari lantai 2. Namun karena waktu sudah menunjukan pukul 08:15 WIB, mau tidak mau saya harus harus cepat sampai ke tempat (Walaupun disaat yang bersamaan saya harus menerima kenyataan mengecewakan karena rapat yang molor hingga satu jam).

Mulanya saya sengaja melambatkan langkah, berharap beliau keluar melewati pagar depan lebih dahulu. Bukan berarti tidak ingin menyapa, hanya saja saya sering merasa kaku dengan beliau. Khawatir, takut salah mengambil sikap bahkan menjurus pada Su’ul adab.

Saya pun mengiringi dari belakang. Tiba-tiba beliau berhenti, sambil melihat-lihat bangunan baru yang sedang dalam tahap perampungan. Karena beliau melihat saya dibelakangnya, saya pun mengarahkan langkah menghampiri beliau, lalu menyalami. Sejurus kemudian beliau melayangkan pertanyaan:

“Man anta? “ bagi mahasantri Darus-Sunnah tentu sangat familiar dengan pertanyaan ini. dimanapun bertemu beliau, pertanyaan inilah yang pertama kali akan beliau utarakan.

“Ana Imam, Syaikh.” Singkat, tangan beliau masih menjabat tangan saya. “Imam Budiman.” Agak tergagap, saya kemudian melengkapi jawaban.

“Ooh.”
“Anta min ayyi qaryah?” Beliau melanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun